Pada saat berkesempatan mengunjungi Forbidden City (kota terlarang), Beijing di akhir musim dingin bulan Febuari lalu, saya jadi teringat ketika SMA sangat tertarik dengan semua novel karya Pearl S. Buck yang banyak menulis tentang kehidupan masyarakat China termasuk kehidupan di istana kerajaan berikut intrik-intriknya. Novel favorit saya berjudul Bumi Yang Subur yang bercerita tentang petani miskin di China yang bekerja keras untuk meningkatkan taraf hidup keluarganya. Kalau saya tidak salah novel ini mendapat penghargaan Pulitzer Prize. Novel lain yang menjadi favorit saya juga berjudul Peony, berkisah tentang seorang gadis kecil cantik yang masuk di kehidupan istana kerajaan di China.
Dalam perjalanan menuju Forbidden City yang merupakan istana bagi kediaman raja-raja di China dan kerabatnya dimasa lampau, pemandu kami Alex yang sangat mahir berbahasa Indonesia meskipun belum pernah ke Indonesia menjelaskan sedikit tentang sejarah raja-raja di China dari berbagai dinasti. Raja terakhir di China bernama Pu Yi, sebelum akhirnya China mengganti sistem pemerintahan dari sistem Kerajaan menjadi Republik. Pu Yi merupakan raja termuda selama sejarah kekaisaran di China, Saat menjabat menjadi raja Pu Yi baru berusia 3 tahun, dalam sejarah kekaisaran di China Pu Yi juga menjadi raja yang tersingkat masa pemerintahannya yaitu hanya menjabat selama 3 tahun. Alex, pemandu kami menceritakan singkatnya masa jabatan Pu Yi tak lepas dari mitos yang beredar pada saat salah satu upacara kerajaaan, dimana Pu Yi yang saat itu masih anak-anak yang baru berusia 3 tahun merasa tidak betah dengan lamanya prosesi upacara di istana. Ditengah rengekan sang raja muda yang sudah mulai bosan, Ayah Pu Yi berusaha untuk membujuk sang raja muda dan akhirnya terucap kalimat " Sabarlah, semuanya tak akan lama lagi akan berakhir ". Ucapan sang Ayah ini terdengar juga oleh kerabat-kerabat bangsawan yang berada di dekat mereka. Ternyata hal tersebut merupakan hal yang tabu untuk diucapkan, dan diyakini oleh masyarakat China bahwa ucapan ayah Pu Yi merupakan pertanda akan singkatnya masa jabatannya sebagai kaisar di China. Sebelum memasuki Forbidden City, kita akan melewati lapangan (alun-alun) terbesar di dunia yang disebut dengan Tian An Men. Pada saat saya berkunjung alun-alun sangat ramai dikunjungi wisatawan. Di Tian An Men Square
- Forbidden City berada di kawasan seluas 72 Ha, kalau dijumlahkan 7 + 2 = 9.
- Terdapat 9.999 buah kamar di dalam kawasan istana kota terlarang ini.
- Kompleks istana ini dibagi menjadi 9 zona (kawasan).
Untuk mencapai istana yang menjadi kediaman raja dan permaisuri di Forbidden city bukanlah pekerjaan yang mudah, mengingat luasnya kompleks istana ini. Diperlukan kesabaran dan stamina yang kuat karena kita harus melewati 9 lapisan (zona) agar dapat menikmati keindahan dan keunikan arsitektur khas China di istana ini. Kamipun mulai memasuki zona pertama dari komplek istana ini dan dipandu oleh Alex yang sekali-kali harus berhenti untuk menceritakan fungsi dari tiap-tiap zona beserta sejarahnya. Forbidden City terdiri dari 9 (sembilan) zona yang tiap kawasannya dibatasi pemisah berupa ruangan besar (aula) berarsitektur china yaitu : Pertama, Ruangan tunggu. Ruangan ini merupakan tempat untuk mengecek tamu-tamu yang akan memasuki Forbidden City.