Mohon tunggu...
Priesda Dhita Melinda
Priesda Dhita Melinda Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Contact : 08992255429 / email : priesda@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nak, Rindu Itu Berat, Biar Mama Saja yang Menahannya

17 Maret 2018   23:47 Diperbarui: 18 Maret 2018   06:52 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keinginan untuk bertemu Nadine semakin kuat. Aku ingin segera memeluk Nadine. Untungnya memang hari itu adalah hari kepulanganku. Nggak sabar rasanya untuk bertemu Nadine. Apalagi pesawat harus delay, haduuuuhh..mengulur waktuku untuk bertemu dengan Nadine. Tapi aku berusaha untuk sabar dan tenang, karena aku akan segera bertemu Nadine. Semakin dekat dengan rumah, rasanya deg-degan kayak mau ketemu pacar yang udah lama nggak ketemu (hampir sama sih kayak mau ketemu ayah Nadine dulu, waktu lama nggak ketemu, hehe). Kebayang wajah Nadine sekarang seperti apa ya, gimana nanti ya reaksinya? Aaahh.. kepalaku hanya ada Nadine. 

Singkat cerita (walau kenyataannya nggak singkat, karena selain delay, perjalanan dari bandara ke rumah juga lumayan jauh, hujan juga, jadi menambah waktu semakin lama) aku bertemu Nadine. Awalnya aku takut sih kalau-kalau Nadine lupa. 

Ternyata apa yang aku takutkan sedikit terjadi, Nadine cuma bengong lihat aku, tapi lama-lama dia bilang mama. Aaahh.. aku segera peluk dan cium Nadine, tapi Nadine tetap bengong aja. Setelah dia agak sadar kalau aku ini mamanya, dia minta aku untuk mandiin. Memang saat itu Nadine lagi mandi, jadi aku lanjut untuk mandiin dia.

Setelah sepenuhnya Nadine sadar, dia langsung minta nenen dan nempel terus sama aku. Aku geser sedikit aja udah dipanggil. Aku kemana aja dia mau ikut. Hal ini nggak cuma berlangsung beberapa jam, tapi berjalan sampai seminggu. 

Apalagi di 2 hari pertama, waaahh..posesifnya luar biasa. Kemana aja mau ikut, nggak mau sama siapa-siapa. Tapi aku kasih pengertian ke Nadine kalau mama sekarang ada sama Nadine. Aku juga minta izin kalau besok aku harus kerja, awalnya Nadine menggeleng tapi begitu aku bilang kalau aku akan pulang, dia langsung mengangguk. Hmmm... Ternyata kemarin Nadine memang kehilangan dan dia nggak mau tertipu lagi. Posesifnya Nadine seperti yang aku ceritakan di atas tadi.

Semakin ke sini (hampir seminggu lebih) Nadine sudah mulai memahami bahwa kali ini aku kerjanya pulang lagi. Maka perlahan dia mengizinkan aku pergi seperti dulu tanpa ada drama. Tapi kata si uti akhir-akhir ini Nadine tiba-tiba diam, terus bilang "mama". Si uti bilang "mama kerja" dan Nadine kembali main lagi.

Nah, tadi sore waktu pulang kerja, ada percakapan sedikit antara aku  dan Nadine.

(Mama) : Nadine tadi kondangan ya ?

(Nadine): iya

(Mama) : sama siapa?

(Nadine) : enti (uti)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun