Mohon tunggu...
Priesda Dhita Melinda
Priesda Dhita Melinda Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Contact : 08992255429 / email : priesda@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Ragu Memberi Kesempatan kepada Orang Lain

23 Maret 2018   02:37 Diperbarui: 23 Maret 2018   02:43 1299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: brendawilliamsa.com

Ketika berada di posisi tertentu atau mendapatkan sesuatu yang baik seringnya merasa sayang untuk berbagi, termasuk saya, berbagi ilmu atau informasi merasa ragu apalagi berbagi uang. Tapi dari pengalaman yang saya dapat, saya mempelajari sesuatu dan saya mencoba untuk menerapkannya.

Suatu hari, saya melihat postingan teman saya di Facebook tentang keberhasilannya masuk ke dalam salah satu buku antologi (dia salah satu penulisnya), waah.. pasti saya ikut senang dong. Tapi dalam hati saya jadi tertarik mau juga dong begitu (seperti teman saya itu). Akhirnya saya WhatsApp dia secara pribadi untuk mengucapkan selamat dan sekalian tanya bagaimana caranya dia bisa begitu. 

Awalnya agak deg-degan juga sih dia mau nggak ya berbagi cerita, ehh... Ternyata dia dengan senang hati mengajarkan saya untuk masuk ke satu komunitas menulis dan memotivasi untuk terus menulis walaupun tulisannya belum bagus. Akhirnya saya ikuti dia, mulai deh saya buat status-status panjang di Facebook untuk melatih menulis. 

Sampai suatu hari dia memberi informasi tentang lomba nulis flashfiction, saya ikut untuk coba-coba saja (padahal dalam hati ya ngarep juga sih, hehe). Pada saatnya diumumkan ternyata nama saya ada di situ dan yang memberi tahu juga dia. Aaahh... Senang deh rasanya.  Saya bersyukur dulu sempat "ngiri" sama dia dan dia dengan senang hati untuk berbagi.

Kesempatan berikutnya

Sama seperti di atas, lagi-lagi melihat blog teman dan terpikir untuk buat blog (dari dulu sih sebenarnya), akhirnya tanya-tanya sama temannya adek yang seorang penulis dan memang juga seorang blogger, saya diajari dan diberitahu untuk menulis di kompasiana.com saja, baiklah saya coba. Walaupun belum ada yang menjadi pilihan, tapi setidaknya saya sudah berhasil menulis di beyond blogging ini. 

Setiap viewer yang melihat, saya screenshot dan saya pamerkan di status WhatsApp. Ini salah satu bentuk apresiasi untuk diri saya sendiri (kalau bukan kita yang bangga dengan diri sendiri, siapa lagi ?). Hal ini juga didukung oleh suami, jadilah makin senang. Walaupun tulisan saya yang pertama bukan menjadi pilihan editor, tapi saya tetap senang. Paling tidak saya sudah belajar untuk menulis lagi. Akhirnya pada tulisan yang ke enam, tulisan saya ini menjadi pilihan editor. Tentunya saya merasa senang dan lebih bersemangat untuk menulis lagi. 

Tak disangka, ternyata teman saya melihat kegiatan saya di status WhatsApp dan melihat tulisan saya, dia tertarik untuk menulis lagi karena memang dia sudah lama tidak menulis. Dengan senang hati saya beri tahu dimana cara daftar dan menulisnya. Dia mulai mendaftar, menulis daaann tulisan pertamanya langsung jadi pilihan editor. Hal ini tentunya bisa jadi semangat untuk dia dan untuk saya juga (biar semakin rajin nulis). Teman saya memang punya bakat untuk menulis, jadi saya tak ragu dengan tulisannya.

Saya juga belajar sesuatu melalui menulis ini, saya bisa memberikan info kepada teman-teman atau orang lain yang memang membutuhkan informasi. Karena saya juga demikian, melalui tulisan orang lain saya belajar sesuatu. Baik itu gaya penulisan, pemilihan kata yang digunakan, isi tulisan dan masih banyak lagi. Ternyata benar, seorang penulis itu harus membaca. 

Tidak hanya membaca teori tapi juga tulisan orang lain. Ini yang sedang saya lakukan sebenarnya. Saya "mencuri" ilmu dari tulisan orang-orang yang saya baca dan saya perhatikan artikel atau tulisan yang menjadi pilihan editor atau artikel utama itu seperti apa. Bagi saya, Kompasiana ini adalah tempat saya untuk belajar menulis. Saat artikel yang salah tulis menjadi pilihan editor, bagi saya itu adalah reward dan bisa menjadi motivasi saya untuk menghasilkan artikel yang lebih baik lagi.

Dari pengalaman ini saya belajar untuk tidak perlu pelit-pelit berbagi ilmu atau apapun saja. Karena sebenarnya saya juga pernah merasakan menerima ilmu dari orang lain sekarang saatnya saya berbagi pengetahuan, info kepada orang lain. Ternyata dengan info saya yang berikan merupakan kesempatan bagi orang lain untuk mengembangkan kemampuannya atau mungkin saja pembuka rezeki untuknya. Jadi, tak perlu ragu atau takut untuk kehilangan rezeki saat memberikan kesempatan kepada orang lain, karena pada dasarnya Tuhan sudah mengatur rezeki tiap orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun