Mohon tunggu...
Politik

Mempertanyakan Logika Reaktor Daya Eksperimental (RDE) Di Serpong (BAG 2)

29 Juli 2015   20:48 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:38 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada ide lebih jenius lagi sebetulnya. Karena katanya pembangunan PLTN ini terkait dengan political will, dan publik merindukan keteladanan maka bangun saja RDE di Monas. Dengan demikian Presiden dan pejabat lain bisa dengan gagah berani memberikan teladan pada publik Jepara/ Jateng bahwa “..kamipun telah sekian tahun hidup bersama reaktor nuklir, dan ternyata amaaaaaan”. Ini sosialisasi terbaik karena melalui keteladanan. Kongkrit.

 

Alasan pembangunan RDE No.4 : BATAN ingin memperkenalkan nuklir sebagai sumber energi masa depan.

Saya tidak paham maksudnya. Karena publik sudah tahu itu dari kemarin kemarin. Pembangunan RDE tidak menambahkan pengetahuan apa-apa bagi publik. Tanpa perlu menghabiskan 2 trilyun-pun, publik sudah tahu bahwa nuklir itu bisa menjadi sumber energi listrik masa depan. Sama pahamnya bahwa Chernobyl itu adalah contoh kecelakaan dari PLTN. Terus perubahan before and after treatment seharga 2 trilyun-nya dimana?  

Seperti Anda sekalian lihat diatas, terdapat kekacauan berpikir dan ketidak-konsistenan dalam penyusunan argumen pembangunan RDE di Serpong. Saya benar-benar ingin mengingatkan bahwa uang Rp 2 trilyun itu sangaaat banyak. Saya bukan hanya berkeberatan tapi MENOLAK kalau sebagian uang pajak saya dipergunakan untuk petualangan tidak jelas. Lebih baik uang tersebut dipergunakan untuk beasiswa ke perguruan tinggi bagi penduduk miskin di pelosok atau di perkotaan. Akses ke pendidikan tinggi akan bisa memotong lingkaran kemiskinan dan mendorong kesejahteraan. Itu lebih prioritas daripada membiayai petualangan RDE yang tidak jelas tujuannya.

NB :

-Persentase PLTN dihitung dari jumlah daya listrik yang dibangkitkan, bukan dari jumlah unitnya.

-Pembaca juga tidak perlu pusing dengan istilah PWR/BWR/PHWR/HTGR. Itu adalah tipe-tipe reaktor nuklir.  Anggap saja itu seperti mobil bermesin bensin, solar atau listriklah.

Untuk memudahkan, anggap saja itu seperti mobil bermesin bensin, solar atau listriklah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun