Pada 1 oktober 2022, tepatnya di stadion kanjuruhan Malang menjadi sebuah hari  yang suram bagi pencinta sepak bola di seluruh dunia, tragedi tersebut menjadi bahan perbincangan FIFA.
Setelah tragedi tersebut bisa diambil pelajaran bahwa tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia, dan menjadi pelajaran bagi seluruh suporter indonesia untuk bisa menjaga respec antar sesama pecinta klub bola sekaligus menjadi tamparan bagi pemerintah khususnya bagi oprator penyelenggara kompetisi.
Selain itu dalam tragedi ini menyebabkan beberapa fasilitas stadion mengalami kerusakan yang cukup parah da menyebabkan beberapa orang mengalami lukaluka dan 180 lebih jiwa manusia meninggal dunia , tragedi ini ditemukan beberapa tindakan pelanggaran hukum.beberapa hari kebelakang seluruh FIFA di dunia memperingati demi menghormati beberapa korban yang berjatuhan,dalam 24 jam tercatat menjadi sebuah peristiwa pilu kedua terbesar didunia pesepakbolaan
Tragedi ini belmula ketika tim tuan rumah Arema menjamu tim tamu Persibaya yang merupkan rival di liga satu yang sering bersaing panas  diatas rumput, bermula ketika suporter aremania tidak menerima kekalahan dari prsebaya hingga akhirnya suporter turun kelapang  yang menyebabkan kericuhan da dari pihak polisi menebakan gas air mata yang menyebabkan sebagian suporter panik hingga desak dekan .