Mohon tunggu...
Ticklas Babua Hodja
Ticklas Babua Hodja Mohon Tunggu... Konsultan - Petani/Buruh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Life is choise

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Simbol Ilahi yang Menghubungkan Yesus, Buddha, hingga Apollo

5 Juli 2021   20:23 Diperbarui: 5 Juli 2021   21:01 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seratus tahun kemudian setelah muncul di Iran kuno, simbol ini muncul di lokasi yang sangat jauh seperti kota Tunisia El Djem, kota Samosata di Turki dan kota Sahri-Bahlol di Pakistan.

Pada tahun 400-an SM, halo telah tertanam dalam seni Kristen di Roma dan seni Buddha di China.

Getty Images
Getty Images

Entah bagaimana, dalam beberapa abad, lingkaran cahaya halo telah menjadi simbol keilahian universal agama Eurasia.

Bagaimana pengaruh lingkaran halo menyebar ke seluruh dunia?

Pergerakan awal dari bagian ikonografi keagamaan ini adalah ke arah timur dan barat dari tempat kelahirannya di Iran, di tangan beberapa kerajaan paling kuat di masa lalu.


Pada Abad Pertama Masehi, Indo-Scythians (pengembara dari Iran) dan Kushans (dari Baktria, Afghanistan) menyerbu daerah tenggara mereka, wilayah yang sekarang mencakup Pakistan modern, Afghanistan dan India utara.

Kedua kerajaan, yang kaya akan sejarah budaya Iran kuno, membawa mata uang yang terukir Mithra dengan lingkaran cahaya.

Mithra, dewa muda dan menarik itu memiliki daya tarik bagi banyak orang di sekitar Hindu Kush.

Hal itu mempengaruhi ikonografi Buddha - bahkan dari representasi visual paling awal tentang dirinya, seperti relikui Bimaran (yang mungkin berasal dari akhir Abad Pertama Masehi), menggunakan lingkaran cahaya serupa dengan Mithra.

Halo: Simbol yang menyebar ke seluruh dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun