Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Awas, Inspirasi dari Brutalisme Teroris Internasional

4 Juni 2010   02:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:45 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

[caption id="attachment_157981" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi : nasional. kompas.com"][/caption] Penembakan beberapa orang yang dikenali sebagai teroris oleh Densus-88 banyak mendapat kritikan, sementara itu di belahan dunia lainnya justru tindakan teroris menjadi semakin butal dan mengerikan. Banyak korban berjatuhan akibat penyerangan teroris tersebut. Bom demi bom terus meledak di Irak, Pakistan dan Afghanistan. Yang terakhir dikenali sebagai serangan teroris mematikan telah terjadi di Pakistan. Teroris tanpa belas kasihan telah menyerang  dua Masjid dan sebuah rumah sakit di kota Lahore Pakistan. Lahore, kota yang penduduk delapan juta orang terus menjadi korban serangan teroris, kekerasan dari kelompok Taliban dan gerilyawan yang  terkait dengan Al-Qaida. Pada hari Jum'at 28 Mei 2010, dua buah Masjid Ahmadiyah yaitu Masjid Baitul Nur yang berlokasi di Model Town dan Masjid Darul Zikr yang berlokasi di Gharishaw telah diserang tujuh pria. Jamaah Ahmadiyah adalah sekte minoritas di Pakistan yang pada tahun 1974 dinyatakan peemrintah sebagai "bukan muslim" dan pada tahun 1984 dinyatakan oleh UU Pakistan  yang  menyatakan menjalankan keimanan sebagai perbuatan yang  melanggar hukum.   Semenjak saat itu secara berkala kaum Ahmadiyah terus diserang. Serangan yang dilakukan pada Jumat kelabu itu dinilai yang paling kejam, dilaksanakan saat pengikut Ahmadiyah sedang melaksanakan sholat Jumat. Para saksi mata mengatakan, sekitar tujuh  orang bersenjata yang menggunakan rompi anti peluru melancarkan serangan serentak di dua masjid tersebut saat shalat Jumat. Mereka dilaporkan melepaskan tembakan secara membabibuta dengan menggunakan senapan AK-47, senjata genggam, granat dan bahan-bahan peledak lainnya. Kepolisian Pakistan menyatakan korban tewas telah mencapai 93 orang. Serangan ini adalah yang terburuk di Pakistan sejak seorang pembom bunuh diri menewaskan 101 orang pada bulan Januari lalu. Polisi Pakistan menyatakan penyerang adalah  gerilyawan Tahreek e Taliban Pakistan yang dilatih di Waziristan, daerah suku di perbatasan Afghanistan. Kelompok gerilyawan ini telah menewaskan lebih dari 3.370 orang dalam sejumlah pemboman dalam tiga tahun terakhir. Serangan brutal lainnya terjadi di Rumah Sakit Jinnah di kota Lahore di Pakistan Timur, saat dua orang melakukan serangan bersenjata di rumah sakit, dimana terdapat 30 orang korban penembakan di dua mesjid tiga hari sebelumnya yang masih dirawat. Sebagai akibatnya, 12 orang dinyatakan tewas. Enam diantaranya dari mereka adalah polisi, beberapa penjaga rumah sakit dan pengunjung yang juga tewas. Kedua penyerang mengeluarkan senjata laras pendek, menyandera beberapa pasien, kata Rana Sanaullah, Menteri Hukum Provinsi Punjab. Salah seorang di antaranya memanjat atap kemudian menembak polisi yang berada di sekitar gedung. Upaya serangan spektakuler teroris lainnya terjadi justru di Amerika Serikat. Polisi berhasil menemukan dan menjinakan sebuah bom mobil yang diletakan pada sebuah mobil sport di Time Square New York pada Sabtu malam (1/6/2010), saat kawasan dipenuhi wisatawan dan pengunjung teater. Taliban Pakistan menyatakan bertanggung jawab atas upaya serangan bom mobil tersebut dalam sebuah pernyataan di situs berita muslim garis keras, Minggu (2/6). "Taliban Pakistan mengumumkan bertanggung jawab atas serangan New York sebagai pembalasan atas pembunuhan dua pemimpin, al-Baghdadi dan al-Muhajir, serta para syuhada lain," kata pernyataan di situs tersebut. Kedua tokoh Al-Qaeda di Irak, Abu Ayyub al-Masri,yang dikenal sebagai Abu Hamza al-Muhajir dan Abu Omar al-Baghdadi, yang diyakini sebagai kepala cabang lokal, Negara Islam Irak, tewas dalam serangan yang dilakukan oleh pasukan gabungan AS dan Irak pada 18 April lalu. Menkamdagri AS Janet Napolitano menyatakan upaya serangan dianggapnya sebagai serangan potensial. Serangan pasukan komando Israel terhadap Kapal Mavi Marmara, Senin (31/5) telah menewaskan 16 orang dan melukai 30 relawan kemanusiaan yang ada di kapal itu. Penyerangan terjadi perairan internasional, 65 kilometer lepas pantai Gaza. Radio Tentara Israel mengklaim peluru dimuntahkan karena penumpang menyerang pasukan dengan benda tajam. Salah seorang anggota parlemen Mesir dari Ikhwanul Muslimin yang juga menjadi relawan kemanusiaan di kapal Mavi Marmara, Dr Hazim Faruk Mansur Faruk menceritakan kronologis kejadian. Sekitar jam empat dini hari, mereka melakukan shalat subuh berjamaah. Namun di tengah-tengah shalat, mereka dikejutkan dengan beberapa helikopter yang terbang di atas kapal mereka, serta 4 kapal yang dilengkapi dengan meriam dan 16 kapal lainnya yang membawa sekitar delapan orang di setiap kapal . Kemudian helikopter itu langsung menurunkan serdadunya dengan senjata yang lengkap, dan menembakkannya kepada mereka. Seketika para relawan langsung berlarian. Namun sebagian dari mereka ada yang tertangkap oleh tentara Israel, dan tidak segan-segan tentara Israel itu  membunuh mereka di depan relawan lainnya. Ketika itu sebanyak 14 relawan dari Turki langsung syahid di tempat, dan beberapa beberapa orang lainnya luka-luka. Setelah itu tentara Israel menyerang tempat yang digunakan sebagai perlindungan para relawan perempuan. Tentara itu menodongkan senjata ke kepala mereka. Tentara Israel memperlakukan mereka dengan kejam, tidak pandang bulu. Semua orang akhirnya diborgol (News,Klip21). Nah, dari beberapa kasus tersebut diatas, terlihat bertapa masih kental aroma kekejaman dimuka bumi ini. Kelompok Taliban di Pakistan, Afghanistan yang sangat bermusuhan dengan Amerika Serikat ternyata masih menunjukkan kemampuan melakukan upaya percobaan pemboman dikawasan bergengsi di New York. Kita tidak bisa membayangkan apabila bom mobil tersebut sempat meledak, jelas kredibilitas pemerintah AS akan dipertanyakan oleh rakyatnya, dalam hal perlindungan dan keamanan warga AS. Serangan teroris terhadap dua mesjid di Lahore serta serangan terhadap rumah sakit juga menunjukkan kebrutalan dan kekejaman tiada tara. Terlepas dengan masalah antara Ahmadiyah dengan kaum Sunni di Pakistan, penembakan disebuah tempat ibadah dan rumah sakit adalah tindakan yang tidak berperikemanusiaan. Korban yang jatuh di tiga lokasi tersebut mencapai seratus orang lebih. Kemudian, serangan pasukan Israel terhadap sukarelawan di kapal Mavi Marmara di perairan internasional juga sebuah kebrutalan yang mirip tindakan teroris yang tanpa berperikemanusiaan. Jadi, bagaimana kita menyikapi dan mengambil pelajaran dari kasus-kasus diatas? Di Indonesia jelas terdapat kelompok teroris yang tetap mampu eksis walaupun beberapa tokohnya telah ditembak mati. Melihat kenekatan dalam beberapa kasus bom bunuh diri yang terjadi, pemikiran fanatisme sempit nampaknya masih tetap dikembangkan. Kini, dengan beberapa fakta yang diungkapkan oleh Polri, bukti terjadinya penimbunan peluru serta ditemukannya penimbunan senjata, kita perlu memikirkan lagi kemungkinan mereka terinspirasi dengan serangan bersenjata yang ternyata efek beritanya tidak kalah dengan serangan bom. Yang perlu didalami, apakah ada kecenderungan mereka disini melakukan tindakan serupa? Apakah mungkin mereka  akan menyerang pusat-pusat keramaian? Kalau kita lihat, pengamanan beberapa mall, kemampuan petugas dapat dikatakan sangat rendah, seadanya. Mereka mudah di infiltrasi. Teroris internasional telah tega menyerang mesjid, rumah sakit dan pusat keramaian.  Mereka menyerang warganya sendiri, di tiga lokasi bukan sasaran AS lagi. Perlu lebih di perdalam oleh intelijen kemungkinan-kemungkinan serupa di Indonesia. Mereka kini mulai mentarget sasaran lokal selain sasaran  AS. Akibatnya akan sangat mengerikan dan efek beritanya akan besar apabila ini terjadi, itu yang mereka cari. Oleh karena itu, jangan kita terlena dengan hasil yang telah dicapai. Amerika saja yang demikian ketat pengamanan dan kemampuan intelijennya hampir saja kecolongan. Bagaimana disini? Seperti apa yang dikatakan oleh pakar mengenai masalah terorisme, Dr Hendropriyono, pohon utama serta akar dari terorisme masih tetap ada, yang terpangkas hanyalah ranting dan daunnya. Semoga bermanfaat. PRAYITNO RAMELAN, Penulis Buku Intelijen Bertawaf.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun