Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menelisik Komponen Sejarah Intelstrat Amerika, Jokowi Bisa Terancam Lengser

7 Januari 2024   15:42 Diperbarui: 7 Januari 2024   15:42 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu dihitung adanya potensi Doktrin Rumsfeld diaktifkan (diberlakukan), rasanya akan bisa dan tidak sulit untuk melengserkan Presiden Jokowi. 

Intelijen AS dan Australia telah memonitor, menyadap langkah gerak tokoh-tokoh utama politik di Indonesia dengan teknologi canggihnya. Pada masa lalupun Presiden SBY disadap habis. Bahkan kini Indonesia diselimuti intelijen lima negara (five eyes).

Selain itu AS bisa saja dan tega melakukan tindakan security approach yang keras, seperti yang pernah dilakukannya di Vietnam, Afganistan, Irak, Libya, Suriah. 

Sementara contoh yang lunak dalam menjatuhkan PM Najib dengan membongkar skandal kasus korupsi. Penulis yakin semua rahasia dan titik rawan Jokowi sudah mereka kuasai, mereka hanya menunggu momentum, saat yang tepat. 

Entah selama ini apa saran/analisis intelijennya (private ?) yang diberikan kepada beliau, sehingga sadar atau tidak Jokowi terjebak kepada keputusannya sendiri, meninggalkan prinsip demokrasi. Ataukah, bisa saja ada yang sengaja memasukannya ke 'killing ground'? Dan, hingga kini terus Jokowi diserang pelbagai pihak.

Nah, kini, demi dirinya, keluarga, bangsa dan negara, saran penulis dalam waktu tersisa 39 hari menjelang pilpres, lakukan langkah penyelamatan dengan mengoreksi diri, kalau perlu dengan langkah ekstrem, mungkin terasa menyakitkan dan memalukan. Tetapi lebih baik daripada dilengserkan negara luar dan proksi yang tanpa belas kasihan. 


Jelas ini akan lebih memalukan dan lebih menyakitkan. Bila Jokowi tetap pada status quo, apakah kita siap perang dengan AS dan sekutunya. 

Kasus GAZA tiap hari di bombardir Israel dengan dukungan senjata dari AS, kini korban puluhan ribu tanpa ada satupun negara yang ikut berperang bersama Hamas. 

Kita tidak punya sekutu karena sebagai negara dengan politik bebas aktif. AS dari komponen sejarah Intelstrat kini makin menakutkan, dimana presiden Biden mengancam menyatakan bila Ukraina kalah, AS akan berperang dengan Rusia. Bahkan kini tiga Kapal Houthi ditenggelamkan. Artinya AS seperti Burisrowo, bisa ngamuk tak bisa ada yang mampu menahan, militernya siap tempur.

Demikian pak Jokowi, rasanya tidak cukup modal 'Bonek' untuk berusaha survive digdaya dengan mengorbankan demokrasi, nekat membentur AS. Bagaimana bila mendadak AS minta Jokowi mundur? 

Maaf ini sekedar saran demi bangsa dan negara Indonesia tetcinta, dan semoga bangsa kita tidak terseret menjadi korban kekeliruan keputusannya. Semoga bermanfaat. Pray Old Soldier

Penulis : Marsda Pur Prayitno W.Ramelan, Pengamat Intelijen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun