Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Amerika Serikat Perkuat Keamanan Siber, Bagaimana Indonesia?

21 Januari 2022   09:45 Diperbarui: 21 Januari 2022   09:45 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keamanan siber. (sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Presiden AS, Joe Biden pada hari Rabu (19/1/2022)  memperluas peran NSA (National Security Agency) dalam melindungi jaringan komputer paling sensitif pemerintah AS. 

Biden mengeluarkan arahan yang ditujukan untuk meningkatkan keamanan internet dalam Departemen Pertahanan dan badan-badan intelijen lainnya.

Dari sebuah laporan: Memorandum yang ditandatangani oleh Biden mengamanatkan praktik dan standar keamanan siber dasar, seperti otentikasi dua faktor dan penggunaan enkripsi.

Untuk apa yang disebut sistem keamanan nasional, yang mencakup Departemen Pertahanan dan badan intelijen serta kontraktor federal yang  mendukung mereka.  

Ini secara efektif menyelaraskan standar keamanan siber yang dikenakan pada NSA (Badan Keamanan Nasional) yang sebelumnya ditetapkan untuk badan sipil di bawah perintah eksekutif yang ditandatangani Biden Mei lalu. 

Instansi yang terkena dampak  diharapkan segera  menerapkan berbagai protokol keamanan siber, termasuk penggunaan teknologi cloud dan perangkat lunak tertentu yang dapat mendeteksi masalah keamanan pada jaringan.  

Kegagalan keamanan siber telah menjangkiti pemerintah AS selama beberapa dekade, termasuk pencurian catatan personel terperinci dan rahasia militer, disebutkan yang dilakukan Rusia, China, serta musuh-musuh lainnya.  

Sementara ini badan-badan keamanan nasional umumnya dipandang lebih aman dibandingkan institusi sipil  yang juga mengalami planggaran signifikan. (Re. WSJ). 

Desember,  Bank Indonesia (BI) Kena Serangan Siber, Tapi Sudah Teratasi 

Bank Indonesia (BI) mengaku pernah terkena serangan Ransomware Conti dalam jaringannya. Serangan tersebut terjadi pada bulan lalu, atau berarti pada bulan Desember 2021.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun