Hal ini mengait kepada mengapa nyali Moeldoko besar sekali. Urat takutnya sudah putus. KLB nampak hanya didukung ex kader dan beberapa pengurus yang anti AHY atau yang berhasil dipengaruhi.
Moeldoko serta para pemain politik nampak sekali confident dan yakin akan didukung serta disyahkan Menkumham. Sekilas rasa percaya diri itu justru menunjukkan adanya invisible hand di belakang Moeldoko, apakah denikian?
Analisis
Dari fakta-fakta yang berlaku, menurut penulis sementara ini justru kekuatan kubu Moeldoko dapat dikatakan lebih lemah dibandingkan kubu SBY. Sebagai Godfather Partai Demokrat, pengikut SBY jelas lebih besar dibanding Moeldoko yang bukan kader partai.
Mungkin yang harus dilakukan SBY adalah pemeriksaan security, seberapa besar pendukung para ex tokoh Demokrat di KLB mempunyai pengikut di internal.
Seperti dikatakan pengamat politik Qodari, ujung gerakan ini nampaknya kelompok Anas Urbaningrum.
Kubu SBY sebaiknya segera melakukan konsolidasi, menata dan menutup titik rawan, mengubah image bahwa Demokrat bukan partai keluarga.
Pada intinya kekuatan dan kemampuan kubu SBY masih lebih unggul. KLB atau oleh SBY disebut kudeta terhadap AHY sebagai target utama adalah titik rawan utama kubu SBY yang di eksploitir oleh team intelijen Moeldoko.
Moeldoko di ujung tanduk? Dari fakta-fakta yang berlaku, penulis menilai bahwa justru kini setelah menerima pencalonan KLB sebagau Ketum Demokrat, Moeldoko pada posisi sangat rawan. Kubunya harus mampu mempersiapkan keabsahan atau legalitas KLB.
Seperti kata Menkopolhukam Mahfud MD dalam wawancara di Metro TV, Sabtu (6/3) malam menegaskan bahwa pengurus Partai Demokrat saat ini yang resmi terdaftar di pemerintah adalah kepengurusan AHY.
Pemerintah baru akan ikut campur setelah hasil KLB didaftarkan. Menurutnya dia sudah bicara dengan Menkumham, dan akan meneliti keabsahan KLB. Sebagai pakar hukum Tata Negara ia pasti faham dengan kasus ini, jelas di era tranparansi Mahfud tidak akan berspekulasi mempertaruhkan integritasnya.