Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Wartawan Ran Ramelan dan Kolonel Sarwo Edhie

28 Juni 2020   11:51 Diperbarui: 28 Juni 2020   11:41 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit Photo: Thomas Ramelan

Kemarin sore dapat kiriman foto yang sangat spesial dari my brother Thomas Ramelan, hasil bongkar-bongkar gudang.

Foto bersejarah dari Kolonel Sarwo Edhie Wibowo (Alm) bersama keluarga lengkap dari Ran Ramelan (Alm). Kalau tidak salah itu foto tahun 1966, setelah Pak Sarwo sebagai Komandan RPKAD (kini Kopassus) sukses menumpas para pemberontak PKI di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ran Ramelan (Alm) adalah ayahanda Pray (1911-1989).

Ran Ramelan sekitar November  tahun 1965 mengenal Pak Sarwo dalam operasi penumpasan G30S/PKI di Jawa Tengah.

Menurut yang diceritakan Ayahanda yang saat itu menjadi wartawan SK Berita Yudha, awalnya saat meliput operasi RPKAD di Jawa Tengah, beliau ditangkap oleh pasukannya Mayor CI Santoso Danyon RPKAD, karena tidak punya ijin.

Pasukan RPKAD yang dilengkapi panser dan persenjataan berat tiba di Jateng pada 12 Oktober 1965, melapor ke Brigjen  Surjo Sumpeno selaku penguasa militer di Semarang, Jawa Tengah.

Kemudian RPKAD melakukan operasi mandiri menyerang dan menguasai basis dan kantong-kantor PKI yang didukung beberapa pasukan yang pro PKI.

Setelah ditangkap, Ran Ramelan oleh Mayor CI Santoso dihadapkan ke Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie di pusat Komando Kertosuro. Ran sebagai wartawan SK Berita Yudha menjelaskan bahwa keberhasilan operasi RPKAD perlu diberitakan koran Jakarta agar tercipta kondisi psikologis dan politik nasional yang kondusif, bahwa G30S/PKI dapat ditumpas. 

Akhirnya Pak Sarwo setuju dan Ran setiap hari ikut blusukan RPKAD meliput keberhasilan operasi dan memberitakannya di SK Berita Yudha Jakarta.

Pamor RPKAD saat itu semakin naik dan disegani, Kol. Sarwo Edhie sebagai komandan pasukan khusus ini dinilai sukses dan berjasa besar dalam menumpas pemberontakan G30S/PKI. Operasi dapat diselesaikan hanya dalam beberapa bulan saja.

Hubungan Dekat Dua Sahabat

Credit Photo: Thomas Ramelan
Credit Photo: Thomas Ramelan
Selama operasi penumpasan, hubungan Ran Ramelan dengan Pak Sarwo semakin dekat, keduanya sering bertukar pikiran dan menjadi sahabat. Bahkan my father itu kemudian dijadikan semacam penasihat oleh Pak Sarwo. Setelah operasi selesai beliau sering berkunjung ke rumah di Kemayoran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun