Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Yuk "Jelajah Australia 2016" di Kompas.com

24 Juli 2016   22:30 Diperbarui: 24 Juli 2016   22:38 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jelajah Australia 2016 (dokpri@prattemm)

Program Window on Australia yang merupakan kerjasama Australia Broadcasting Corporation  (ABC) dengan media terkemuka Indonesia yang telah berjalan tiga tahun bersama MNC Group dan dua rahun bersama detikcom,  maka tahun ini Kompas.com mendapatkan kehormatan untuk turut serta. Selama satu bulan mulai 14 Mei - 15 Juni 2016 lalu, ketiga jurnalis yaitu Juanita Wiratmadja (MNC), Ikhwanul Khabibi (detikcom) dan Carolina Damanik (Kompas.com) menjelajah Australia mengeksplorasi keanekaragaman unik yang berada ditengah masyarakat yang multikultur.

Ikhwanul Khabibi dan Juanita Wiratmadja ketika berinteraksi dengan suku Aborigin, mendapatkan kenyataan sejarah bahwa Aborigin telah kedatangan penjelajah asal Makasar sebelum para penjelajah Eropa menginjakkan kaki dI Australia. Pengalaman menyenangkan Carolina Damanik saat berinteraksi dengan koala, kanguru serta saat berada d Tasmania. Hasil liputan ketiga partner ABC ini akan dapat dinikmati masyarakat Indonesia mulai Juli-Agustus 2016, yang mana telah diluncurkan secara resmi dalam acara Halal Bihalal dan Peluncuran Window on Australia 2016. 

Peluncuran "Jelajah Australia 2016" di Hotel Mandarin Oriental Jakarta Pusat pada 22 Juli 2016 lalu. Hadir dalam acara tersebut Ade Komarudin (Ketua DPR-RI), Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika RI), Justin Lee (Wakil Dubes Australia), Linley Marshall (CEO ABC International), Michelle Guthrie (Managing Director ABC), Arya Sinulingga (Direktur Pemberitaan MNC Group), Wisnu Nugroho (Pemimpin Redaksi Kompas.com), Arifin Arsdhad (Pemimpin Redaksi detikcom). 

Michelle Guthrie mengatakan bahwa kolaborasi ABC dengan tiga media terkemuka Indonesia yaitu MNC, detikcom dan Kompas.com, dapat saling menghubungkan dan menciptakan saling rasa pengertian diantara masyarakat kedua negara. 

Liputan MNC lebih berfokus pada wisata pertanian dan peternakan serta standarisasi e-commerce. Menurut Arya Sinulingga ini sangat aktual sesuai kondisi terkini polemik perlindungan hak konsumen. Menurut Arifin Arsdhad fokus detikcom pada jelajah Australia kedua ini mengembangkan talenta jurnalis yang mampu memotret, membuat video dan tulisan, untuk mendapatkan informasi tercepat dan akurat. 

Kompas.com sendiri berusaha untuk memberikan informasi mencerahkan dan menghibur. Perhatian para pembaca yang responsif terlihat dari cerita inspiratif dan sangat menggugah. Wisnu Nugroho menjelaskan bahwa Jelajah Australia selama satu bulan dimana satu minggu terakhir memasuki bulan Ramadhan. Potret merayakan perbedaan ditengah keanekaragaman masyarakat multikultur Australia, dapat terekam dengan baik oleh Carolina Damanik. 

Justin Lee optimis kerjasama Australia Plus ABC International dengan tiga media terkemuka Indonesia ini,  akan semakin saling mengenal dan belajar secara dua arah antar dua negara yang bertetangga ini. 

(Bawah ki-ka) Linley Marshall, Arya Sinulingga, Wisnu Nugroho, Arifin Arsdhad, Rudiantara, Ade Komarudin, Michelle Guthrie, Justin Lee (Foto:dokpri prattemm)
(Bawah ki-ka) Linley Marshall, Arya Sinulingga, Wisnu Nugroho, Arifin Arsdhad, Rudiantara, Ade Komarudin, Michelle Guthrie, Justin Lee (Foto:dokpri prattemm)
Rudiantara mengatakan jika Indonesia melihat ke selatan akan melihat di kejauhan Selandia Baru, dan yang terdekat adalah Australia. Sementara Australia jika melihat ke utara akan melihat berbagai negara Asia seperti Tiongkok, Jepang dan Filipina. Namun yang terdekat adalah Indonesia. Ini mengakibatkan kedua negara "stuck each other". Mau tak mau dalam hubungan bilateral kedua negara ini, haruslah menjaga hubungan yang baik. 

Adanya kerjasama media kedua negara dalam program Window on Australia antara ABC International, MNC Group, detikcom, Kompas.com, diharapkan dapat menjadi jendela informasi yang bermanfaat bagi masyarakat kedua negara. Apalagi telah ada banyak diantara sekitar satu jutaan warga Australia yang menjadi turis di Indonesia, menjadikan Bali sebagai halaman belakang rumahnya.

Ade Komarudin menjelaskan bahwa Halal Bihalal merupakan tradisi yang berawal sejak abad 18, dimana perpaduan sikap saling memaafkan (Islam) dan menghormati kaum yang lebih tua (Jawa). Tradisi ini kemudian berkembang menjadi pesta perayaan masyarakat. Kemudian Halal Bihalal menjadi salah satu acara formal kenegaraan di era Soekarno.

Momentum Halal Bihalal menjadi media maaf memaafkan dan menumbuhkan rasa saling percaya. Media diharapkan berperan menjembatani informasi yang positif dan membangun. Generasi Y saat ini menuntut umpan balik informasi yang diterima. Tak hanya sebagai penikmat berita, namun juga ikut memberi komentar dan opini terbuka dalam komunikasi dua arah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun