Mohon tunggu...
Eko Prasetyo
Eko Prasetyo Mohon Tunggu...

Hingga Januari 2015, penggemar wedang kopi ini baru menulis 30 buku. Kini ia melanjutkan sekolah di Pascasarjana Unitomo Surabaya. Alasan utamanya kuliah S-2 adalah menghindari omelan istri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Soekarno Pernah Berkhianat?

27 September 2013   05:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:20 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Bung Karno dalam pengerahan romusha. (Sumber: rosodaras.wordpress.com)

Poster Bung Karno dalam pengerahan romusha. (Sumber: rosodaras.wordpress.com)

Sebagai pengagum berat Soekarno, saya merasa sedih karena tokoh idola saya ini pernah dicap berkhianat kepada bangsanya sendiri. Itu terjadi pada 1944 ketika Jepang mengampanyekan program romusha (kerja paksa).

Bung Karno terlibat dalam propaganda Jepang terkait romusha. Hal itu ditengarai dalam foto Bung Karno yang sedang mengomando romusha dalam sebuah proyek yang diprakarsai pihak penjajah Jepang.

Tak urung hal inilah yang pernah membuat Tan Malaka amat marah kepada proklamator RI tersebut. Pihak Belanda pun tak ketinggalan mengecam sikap Bung Karno. Dalam buku Soekarno Arsitek Bangsa (Penerbit Kompas, 2012) yang ditulis Bob Hering (pengagum berat Bung Karno asal Belanda), tertulis bahwa Soekarno pernah ikut mengadakan kampanye pengerahan tenaga romusha (halaman 15).

Tak pelak, Belanda menudingnya sebagai pengkhianat bangsanya sendiri. Sesama bangsa Indonesia juga mencercanya. Ini menjadi salah satu kenangan pahit bagi Bung Karno.

Potret memprihatinkan tenaga romusha yang menjadi tenaga kerja paksa. (Sumber: rosodaras.wordpress.com)

Romusha merupakan sejarah kelam dan titik rendah bagi Indonesia. Dalam masa tersebut, puluhan ribu pemuda romusha dikerahkan untuk dengan dalih-dalih palsu. Nyatanya, mereka bekerja sebagai tenaga kerja paksa demi mesin perang Jepang yang saat itu terlibat dalam Perang Dunia II.

Tudingan khianat ini memang agak kasar dan tidak mengenakkan telinga. Benarkan Bung Karno berlaku demikian? Saya tidak berani menjawab. Namun, satu hal yang pasti adalah ia selalu membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia lewat perkumpulan Poetera pada masa pendudukan Jepang.

Untuk itu, ia selalu mengutip ramalan Jayabaya (Jangka Prabu Joyoboyo). Yakni, pendudukan oleh bangsa kulit kuning tidak lebih lama daripada waktu panen tanaman jagung. Jangka Joyoboyo ini membuktikan kebenarannya bahwa Jepang tercatat menjajah Indonesia hanya selama 3,5 tahun.

Terlepas dari kontroversi keterlibatan Bung Karno dalam propaganda romusha, kita tidak boleh melupakan andilnya dalam pidato agitasi untuk membakar semangat perjuangan para pemuda Indonesia. Suatu peran yang juga tidak kecil ia buktikan dengan mewakili bangsanya pada 17 Agustus 1945, beberapa hari setelah Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh Amerika yang meletakkan Jepang saat itu ke posisi nadir. Menandai kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Sekaligus menandai kemerdekaan Republik Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun