Mohon tunggu...
YANELIS PRASENJA
YANELIS PRASENJA Mohon Tunggu... Administrasi - Tukang Sol Sepatu

Prasenja adalah namaku, aku hanyalah orang yang biasa saja. http://prasenja.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gaya Berpakaian Pun Bisa Dijadikan Bahasa Politik Pasangan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta

27 Juni 2012   00:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:30 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pakaian tidak hanya sekedar penutup aurat tetapi juga merupakan perhiasan atau simbol keindahan/keanggunan bagi si pemakainya. Dalam dunia politik pun pakaian sudah menjadi komunikasi penyampaian pandangan politik bagi si pemakainya.

Dalam kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta saat ini, ada beberapa pasangan calon yang menjadikan pakaian sebagai media kampanye. Mereka tidak lagi menggunakan kaos-kaos bertulisan namanya atau bergambarkan foto-foto mereka. Bahkan berpakaian sudah dijadikan sebagai trademark bagi pasangan calon Gubernur dan wakilnya yang semakin ngetren.

Coba saja kita cermati pasangan Jokowi dan Basuki yang dikenal Jokowi-Ahok, menggunakan kemeja kotak-kotak merah dan biru. Kemeja tersebut pun memberikan kesan kasual dan mempunyai karakter jiwa muda yang aktif. Jokowi pun menjadikan kemeja tersebut sebagai trademark dirinya dalam berpolitik. Selain itu, Jokowi pun memproduksinya secara masal untuk dijadikan dana usaha kampanyenya.

Lain lagi dengan pasangan Hidayat Nurwahid dan Didik J Rachbini yang mempunyai trademark dengan batiknya. Batik berwarna oranye dengan tema “Beresin Jakarta” ini pun rencananya akan dipatenkannya. Hidayat menyatakan bahwa batik tersebut tidak akan diproduksi secara masal seperti kemeja Jokowi, tetapi akan diproduksi hanya untuk kepentingan internal kadernya. Hidayat pun menambahkan bahwa apabila masyarakat ingin memproduksinya secara masal dan diperjual-belikan, ia mengijinkan dan tidak akan memberikan royalti sepeser pun.

Pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli lebih memilih menggunakan pakaian bergaya Betawi. Pasangan ini ingin menekankan kepada pemilihnya bahwa mereka benar-benar serius untuk menjadi pemimpin Jakarta yang kental dengan budaya Betawinya.

Pasangan Faisal Basri dan Biem Benjamin yang maju dari jalur independen pun punya gaya yang lain. Mereka memakai kemeja lengan panjang warna putih, celana hitam dengan lengannya yang digulung. Menurut Faisal, kemeja putih sengaja dipilih karena mereka ingin memulai sesuatu dengan bersih dan niat yang tulus. Mereka ingin memperjuangkan pemerintahan yang bersih dan bekerja dengan sungguh-sungguh.

Apapun cara dan gaya berpakaian mereka, yang terpenting bagi masyarakat Jakarta adalah pembenahan Ibukota ini dari segala macam carut – marutnya. Keseriusan dan itikad baiklah yang diharapkan oleh para pemilihnya nanti. Semoga Jakarta menjadi lebih baik dan menjadi Ibukota yang berhati nyaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun