Mohon tunggu...
prasasti widyasari
prasasti widyasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa uin maulana malik ibrahim malang

mahasiswa uin maulana malik ibrahim malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Broken Home Pemicu Tindakan Amoralitas

7 November 2022   20:17 Diperbarui: 7 November 2022   20:48 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kisah miris datang dari Kabupaten Grobogan, dimana seorang cucu menyuruh kakeknya untuk mengemis setiap hari agar dirinya bisa mendapatkan uang saku. Diduga kedua orang tua anak tersebut telah bercerai dan dia saat ini tinggal bersama kakeknya digubuk yang cukup sederhana. Namun hal yang amat disayangkan dari lansiran berita tersebut yaitu sikap anak tersebut terhadap kakek nya yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang.

Pastinya setelah membaca atau bahkan dari kalian sudah menonton di video rekaman yang tersebar di media sosial, dimana anak wanita tersebut yang bertindak tidak bermoral terhadap Kakek nya sendiri. Sungguh dalam hati tentunya saya sedikit jengkel dan mengumpat atas perbuatan anak itu. Tapi jika dipikir-pikir ulang banyak faktor yang mempengaruhi tindakan tidak bermoral anak tersebut.

Yang pertama faktor perpecahan keluarga atau bisa disebut dengan broken home sehingga pendidikan moral tidak bisa ditanamkan dengan baik pada karakter anak tersebut. Mengapa saya bisa mengatakan anak broken home pendidikan moral nya kurang? Eitsss tapi jangan salah tanggap ya kawan-kawan yang saya maksud disini beberapa dari kasus-kasus yang pernah ada.

Berbicara tentang moral apasih moral itu? Menurut Widjaja moral merupakan ajaran mengenai baik dan buruk nya perbuatan atau perilaku pada diri manusia, jadi dapat dikatakan moral berkaitan erat dengan akhlak terhadap manusia lain atau bahkan terhadap lingkungan sekitar.

Nilai moral-moral bersifat mengikat pada diri seseorang dan tingkatan moral menjadi sesuatu yang hukum yang telah disepakati oleh masyarakat sekitarnya dan bahkan menjadi budaya pada daerah tersebut, contoh kecil nya berbicara menggunakan bahasa krama halus terhadap orang yang lebih tua, di Jawa sudah menjadi kewajiban bagi orang Jawa, jika dia tidak menggunakannya maka akan dianggap tidak sopan atau dikatakan tidak bermoral. 

Ya mungkin itu adalah salah satu contoh kecil yang sepele nanti akan ada kasus-kasus yang lebih besar di masyarakat.

Kembali lagi pada hubungan anak broken home dengan pendidikan moral yang dimilikinya, kalian pasti sudah tidak asing dengan salah satu pepatah bahwasanya ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anak nya. Logika yang cukup relate bagi peristiwa ini, mengapa saya dapat mengatakan demikian? 

Bayangkan jika anak yang polos dan belum mengetahui tentang kehidupan seutuhnya sudah kehilangan madrasah nya, maka siapa yang akan mengajari nya memandang kehidupan dunia dengan baik? Bagaikan kereta yang kehilangan kendali nya maka kereta tersebut tidak dapat berjalan dengan baik ya bunda-bunda.

Memang tidak semua dapat dipukul rata mengenai hal ini masih banyak diluar sana anak broken home yang sukses dan memiliki moral yang berkualitas, tapi semua harus memenuhi syarat yang penting nih teman-teman. Yang pertama mengenai didikan yang berkualitas. 

Jadi ketika anak tersebut hidup bersama orang yang tepat dan didik dengan tepat maka dia akan tumbuh dengan perilaku moral yang baik, sebaliknya jika dia hidup dengan orang yang tidak tepat maka dia akan tumbuh dengan perilaku yang kurang bermoral, sebab pada dasarnya anak dilahirkan dalam keadaan tidak bermoral akan tetapi, sejak pertama kali dia dilahirkan ke dunia ini seorang anak sudah siap untuk di didik sebagai manusi bermoral. 

Sama halnya dengan pendidikan lain nya anak sejak kecil harus diajarkan tentang pendidikan moral, sebab moral adalah kunci utama untuk menghadapi kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun