Penelitian yang terbit pada the Journal of Clinical Sleep Medicine ini menjadi yang pertama meneliti manfaat penggunaan CPAP pada praktek sehari-hari. Penelitian-penelitian sebelumnya hanya mengukur sleep apnea dan tekanan darah dalam setting laboratorium. Kini penelitian dilakukan pada pasien yang datang ke klinik.
Para ahli mengumpulkan 221 orang pria yang sudah diketahui menderita hipertensi namun baru didiagnosa dengan sleep apnea. Sleep apnea didiagnosa dengan pemeriksaan di laboratorium tidur, lewat indeks henti nafas perjam (AHI).
Penderita sleep apnea diberikan CPAP lalu diamati dalam dua kurun waktu. Pertama 3-6 bulan dan kedua pada 9-12 bulan setelah menggunakan CPAP. Hasilnya tekanan darah pasien baik sistolik (tekanan atas) dan diastolik (tekanan bawah) mengalami penurunan yang signifikan saat dikontrol pada kedua kurun waktu.
Para ahli juga menekankan bahwa penelitian ini tidak menunjukkan hubungan sebab-akibat antara sleep apnea dan hipertensi. Tetapi implikasinya pada praktek dokter sehari-hari cukup penting. Seperti telah tertuang dalam dokumen JNC7, sleep apnea adalah salah satu penyebab hipertensi yang bisa dikenali dan dirawat. Sayang sekali jika dilewatkan begitu saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI