Mohon tunggu...
adi pranata
adi pranata Mohon Tunggu... Akuntan - Pranata

hanya pemulung kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keperawanan?

22 Mei 2020   22:43 Diperbarui: 22 Mei 2020   22:42 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Budaya timur dikenal sebagai budaya negara-negara Asia, Budaya-budaya ini lebih berbasis kepada nilai-nilai turun temurun leluhur. kita tidak akan bahas semua tentang Budaya Timur, kita hanya akan bahas tentang Nilai "keperawanan" dalam budaya timur. 

Wanita suci dalam budaya timur adalah wanita yang masih perawan, bahkan lebih ekstrimnya lagi beberapa budaya mengambarkan Perawan itu adalah wanita yang belum pernah tersentuh pria (tidak pernah bersentuhan dalam pelukan atau pun ciuman) namun di beberapa Budaya lain digambarkan perawan itu adalah tidak pernah berhubungan badan dengan pria lain. 

Mayoritas memang menilai perawan itu dari berhubungan badan wanita dan pria, lalu bagaimana menilai keperawanan seseorang?? beberapa cara tradisional mengambarkan bagaimana pria tau pasangannya perawan atau tidak, salah satunya jika berhubungan badan pertama kali maka biasanya sang wanita akan mengalami pendarahan kecil karena ada selaput yang robek, hanya saja saat ini wanita sudah melakukan aktivitas layaknya para pria, jadi bisa saja saat berolah raga selaput mereka robek secara tidak langsung, jadi bukan berarti tidak berdarah artinya tidak perawan. 

oke kita kembali kepersoalan, Indonesia adalah negara yang sangat kental budaya ketimurannya dan juga nilai agamanya, dalam budaya lokal, keperawanan wanita itu sangat sakral. Terbukti ada berbagai hal budaya dan ritual yang hanya boleh dilakukan wanita "perawan". ini artinya leluhur kita sangat mengsakralkan "keperawanan". 

Namun perkembangan budaya barat sedikit banyak merubah paradikma tentang keperawanan ini, kita bisa lihat prilaku remaja saat ini, mereka bisa dengan mudah memberikan keperawanan mereka atas nama cinta ke pada pacar mereka yang belum tentu menjadi pasangan hidup mereka. 

Data BKKBN menyebutkan 48 dari 1000 wanita hamil diluar nikah di Indonesia. Jumlah yang cukup memprihatinkan, karena artinya bisa saja ada 100 wanita dari 1000 wanita yang melepas keperawanannya saat pacaran. Ini bukan saya mengkawatirkan atas nama agama atau budaya, tapi juga mengkawatirkan atas nama kesehatan reproduksi. 

Saat ini bahkan banyak orang tidak malu mengakui dirinya sudah tidak perawan lagi. bahkan kita saat ini dikagetkan ada yang sampai menawarkan keperawanannya. apa memang "keperawanan" ini sudah tidak sakral lagi?? 

apakah sekarang mereka hanya berpikir bahwa keperawanan itu adalah kuno? hubungan seks itu hanya sebuah ritus biasa dimana ada daging yang masuk kedalam alat kelamin mu dan mengeluarkan cairan. setelah itu semua akan baik-baik saja? jika tidak berjodoh maka hanya perlu mengganti ongokan daging lainnya? 

mungkin sudah saat nya anak-anak remaja saat ini diajarkan untuk mengerti nilai-nilai budaya timur yang kita anut. kita harus mampu membendung budaya barat yang bersifat merusak. kita harus seleksi dengan baik agar budaya ini  bukan merusak namun menjadi pelengkap budaya timur. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun