Mohon tunggu...
Pranan Saputra
Pranan Saputra Mohon Tunggu... Freelance Graphic Designer -

Passionate with Graphic Design, Photography, and Videography. Wanna be VFX Specialist, then.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kritik DKV: Diagram Alir yang Tak Mengalir

2 November 2015   19:06 Diperbarui: 2 November 2015   20:00 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Infografis ini sudah menunjukkan adanya emphasis, tapi tidak mendukung terbentuknya sequence sebab lingkaran yang besar (1 dan 4) seolah-olah merupakan lingkaran dengan data paling penting, padahal ukuran lingkarang disesuaikan dengan banyaknya body text. Sequence yang dibentuk adalah ‘S’. Sequence sendiri diartikan sebagai urutan perhatian. Sedangkan emphasis, merupakan pemberian penekanan tertentu pada elemen layout (Rustan, 2010: 74). Balance yang diterapkan pada infografis ini adalah asimetris karena apabila diperhatikan cukup seksama, jumlah objek yang berada di sebelah kiri lebih banyak. Menurut Jan Tschichold seperti dikutip Rustan (2010: 82), layout yang asimetris punya kelebihan, secara optis keseluruhan penampilannya jauh lebih efektif dari pada layout yang simetris.

Jenis grid yang digunakan dalam infografis ini adalah hierarchical grid yang didasarkan pada susunan hirarkis/prioritas elemen-elemen desain yang ingin diletakkan. Elemen utama ditonjolkan, sisanya harus mengalah (Rustan, 2010: 69). Ini dapat dilihat dari ukuran diagram alir berupa lingkaran yang lebih besar dari kolom bawah atau bagian header.

Evaluasi

Infografis ini sudah cukup baik, tapi belum cukup menunjukkan sebuah tahapan/proses. Selain itu beberapa elemen visual seperti lingkaran, ikon, dan ilustrasi juga kurang sesuai. Bahkan ikon outline apabila dilihat dari jarak agak jauh, menjadi kabur/tidak jelas terlihat. Namun, di sisi lain warna yang digunakan sudah baik dan sesuai dengan tema yang diusung mengenai isu lingkungan. Selain itu, orientasi yang diterapkan juga sudah baik karena format yang paling sesuai untuk menampilkan diagram alir/tahapan adalah portrait.

Kritik

  1. Diagram alir dibuat dengan menggunakan lingkaran berjumlah empat yang ditandai dengan nomor urut 1, 2, 3, dan 4. Lingkaran 1 dan 4 dibuat lebih besar menyesuaikan banyaknya konten. Ini menimbulkan kesetimpangan antar lingkaran sehingga muncul pemaknaan bahwa lingkaran 1 dan 4 adalah poin paling penting. Padahal sejatinya tidak seperti itu, seluruh data pada diagram alir bersifat setara. Selain itu, perbedaan yang signifikan mengenai ukuran tidak memenuhi prinsip unity/kesatuan. Prinsip unity, yaitu menciptakan kesatuan secara keseluruhan dengan ketentuan semua elemen harus berkaitan dan disusun secara tepat. Tidak hanya dalam hal penampilan, kesatuan di sini juga mencakup selarasnya elemen-elemen yang terlihat secara fisik dan pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya (Rustan, 2010:75). Penggunaan lingkaran sebagai frame konten menyebabkan margin antara konten dengan frame hamper tidak ada dan juga konten menjadi terbatas. Perbedaan ukuran juga menyebabkan diagram seolah-olah bukan diagram alir.
  2. Ilustrasi foto sebagai background kurang jelas.
  3. Ikon tidak konsisten. Ini ditunjukkan dengan menggunakan dua jenis ikon, outline dan solid dalam satu rangkaian infografis.
  4. Ukuran judul tidak sama besar sehingga terkesan tidak konsisten dan berdiri sendiri-sendiri.
  5. Penulisan sub judul ‘Evakuasi yang Telah Dilakukan’ menggunakan format rata kiri dengan space yang sempit terlihat ‘nanggung’ (tidak di pinggir ataupun tengah).

Re-Desain

  1. Merubah diagram alir lingkaran dengan bentuk persegi panjang atau jajar genjang.
  2. Memperjelas ilustrasi foto dengan menaikkan transparency-nya atau men-trace dalam format vector.
  3. Menyamakan ikon dalam bentuk solid karena jauh lebih jelas apabila dilihat dari jauh.
  4. Menyamakan ukuran huruf pada judul.
  5. Meletakkan sub judul dengan format rata tengah.

Kesimpulan

Adapun hal menarik yang dapat disimpulkan dalam kajian infografis ini adalah penggunaan lingkaran sebagai frame dengan konten yang cukup banyak akan memaksa desainer membesarkan frame sesuai dengan banyaknya konten sehingga melupakan satu prinsip layout, yaitu unity/kesatuan. Selain itu, dengan space yang cukup sempit dan format portrait menggunakan lingkaran sebagai diagram alir dirasa kurang cocok. Ini dapat dilihat dengan posisi dan ukuran lingkaran yang kurang beraturan dan tumpang tindih. Merancang infografis layaknya bercerita. Ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Ghurjot Buller (http://www.envisionup.com/ask-the-envision-gurus/5-key-elements-of-a-successful-infographic/ diakses pada Minggu, 01 November 2015 pukul 17: 19 WIB) ada lima poin penting dalam merancang infografis, yaitu cerita (story), data, teks (copy), desain, dan grafik atau diagram.

Daftar Pustaka

Kirana, Nathlia dan Lia Anggraini, 2014, Desain Komunikasi Visual: Dasar-dasar Panduan untuk Pemula, Bandung: Nuansa Cendekia.

Lankow, Jason, dkk., 2012, Infographics: The Power of Visual Storytelling, USA: John Wiley & Son, Inc.

Rustan, Surianto, 2010, Layout, Dasar & Penerapannya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto, 2008, Mendesain Logo, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto, 2011, Font & Tipografi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Webtografi

http://piktochart.com/8-types-of-infographics-which-right-for-you/ diakses pada Sabtu, 31 Oktober 2015 pukul 17:19 WIB

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun