"Ketika melakukan perjalanan dan melewati Kebumen, jangan lewatkan kuliner khas yang satu ini. Sate ayam dengan bumbu yang berbeda tentunya menambah cita rasa kuliner khas nusantara."Â
Sebenarnya mencicipi kuliner satu ini sifatnya hanya iseng-iseng saja. Ceritanya bermula ketika akan melakukan perjalanan dari Kota Ungaran menuju Cilacap.
Seperti biasa perjalanan yang saya lakukan dengan mengendarai skuter matik kesayangan. Karena kondisi masih dalam masa pandemi saya berusaha persiapkan segala sesuatunya dengan baik.
Mulai dari hal-hal yang berkaitan dengan keamanan berkendara sepeda motor hingga aturan protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Setelah semua sudah siap, tak lupa pula saya mencoba mengecek google maps tentang seberapa jauh kilometer yang harus ditempuh dan juga rute mana saja yang harus dilalui. Maklum perjalan ke Cilacap dengan mengendarai skuter matik kesayangan ke Cilacap merupakan pengalaman pertama.
Nah, selain jarak yang harus ditempuh dan rute mana saja yang harus dilalui, saya juga akan memperkirakan di mana saya akan berisitirahat sekedar mengisi perut dan meluruskan kaki. Pilihan jatuh di Kebumen, seketika itu pula saya mencoba mencari informasi tentang kuliner khasnya. Muncullah sate ambal yang mampu memantik rasa penasaran.Â
Rasa Penasaran TerobatiÂ
Perjalanan yang dilalui sungguh melelahkan. Tanjakan, turunan, kelokan ke kanan dan ke kiri cukup menguras energi. Sesekali berhenti sekedar mencukupi kebutuhan hidrasi agar tetap konsentrasi dan mengusir rasa kantuk yang tiba-tiba hadir.
Tak terasa perjalanan dari Ungaran sudah menempuh waktu sekitar tiga jam lamanya. Perut mulai keroncongan, dan sesuai dengan rencana awal saya akan mencicipi sate ambal khas Kebumen.
Saat tiba di daerah Kutowinangun Kebumen, saya mendapati banyak pedagang sate ambal yang menjajakan kuliner khas Kebumen yang satu ini. Langsung saja saya menepi dan memarkirkan skuter matik kesayangan. Mengambil sebotol air mineral dari dashboard skuter matik lalu memesan sate ambal yang membuat penasaran.
Sembari menunggu sate ambal siap disajikan, saya mencoba mengobrol dengan penjual tentang apa sih sebenarnya yang membedakan sate ambal ini dengan sate -sate lainnya.
"Wah, mas kalau sate ambal ini yang membuat beda itu dari dagingnya yang sudah dibumbui terlebih dahulu dengan bumbu gulai, lalu sambalnya bukan pakai sambal kacang, tapi pakai sambal tempe." Penjelasan yang membuat rasa penasaran soal rasa Sate ini semakin membuncah.Â
"Rempah yang kuat serta siraman bumbu tempe yang khas membuat sate ambal begitu lezat."
Saat seporsi sate ambal sudah siap disajikan, langsung saja tak menunggu waktu lama saya langsung menyantapnya, namun tak lupa berdoa terlebih dahulu sebagai wujud rasa syukur.
Sate ambal dengan ketupat serta siraman bumbu tempe harum terasa. Perlahan saya mencicipinya. Benar saja, sate ini sungguh beda dengan sate-sate lainnya.
Rasa manis dan gurih sangat terasa, rempah-rempah yang digunakan sebagai bumbu dasar pun semakin memperkuat rasa khas dari sate ambal itu sendiri.
Lidah pun terus bergoyang dan enggan berhenti mengunyah. Seporsi sate ambal pun harganya sangat terjangkau, hanya Rp 17.000,-.
Harganya yang murah serta cita rasanya yang khas dijamin mampu membuat lidah bertamasya dan hati bahagia. Biasanya para penjual sate ambal di daerah Kutowinangun Kebumen mulai berjualan pukul 12.00 WIB hingga habis, setidaknya jika berkesempatan melalui jalur ini dapat mampir sejenak untuk memanjakan lidah dan mengobati rasa lapar yang mendera.Â
Perjalanan yang dilalui sangat melelahkan. Namun seporsi sate ambal mampu meredakan rasa lelah yang mendera. Bayang-bayang lezatnya sate ambal pun masih sangat terasa. Meninggalkan kesan tersendiri bagi saya setelah menikmatinya.
Jika berkesempatan melalui jalur ini, sempatkan mencicipi sate khas Kebumen yang satu ini. Dijamin lidah anda enggan berhenti bergoyang. (prp)