Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dunia Maya Berbahaya, Pastikan Aman untuk Anak

3 Mei 2022   07:30 Diperbarui: 3 Mei 2022   18:54 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah emak-emak di sini pernah kesal saat jalan bareng pasangan di mal dan do’i ngelirik gadis manis sampai matanya minggir ke sudut bak kelereng menggelinding? Genitnya ya, ga bisa lihat barang bagus !

Waittt!!! Tunggu dulu, sesungguhnya bukan hanya kaum berkumis yang pinter melirik yang bagus-bagus. 

Kita juga, saat melihat gaun manis yang new arrival, saat lihat broce (brondong kece) lewat, apalagi saat melihat ada yang bling-bling di etalase langsung indra penglihatan aktif menyensor. 

Bedanya kita bisa mendeteksi obyek obyek tersebut tanpa perlu biji mata geser ke pinggir. Karena konon menurut Allan dan Barbara dalam bukunya yang berjudul “Why Men Don’t Listen and Women Can’t Read Map”, mata kita memiliki sudut pandang yang lebih besar dibandingkan sudut pandang kaum berkumis.

Konon lagi, hal ini dikarenakan peran kita yang berbeda. Emak-emak zaman nenek moyang kita dulu, yang masih hidup di goa, mempunyai tugas menunggui goa, menjaga anak, menjaga api goa, memasak di atas kayu bakar, dan memastikan tidak ada hewan buas yang mampir ke goa. 

Dengan kata lain, matanya dipaksa untuk terbiasa memantau berbagai hal di waktu yang sama, sehingga tidak heran sudut pandangnya menjadi luas.

Sedangkan kaum berkumis, tugasnya berburu, mata harus fokus melihat satu titik, yaitu hewan buruannya, sehingga konon sudut pandangnya jadi lebih sempit.

Di zaman sekarang urusan para emak tidak lagi seputar urusan menjaga api goa dan keamanan anak dari hewan buas. Emak-emak sudah jauh geraknya meski urusan periuk dan api (baca: kompor gas) masih dilakoni.

Urusan menjaga keamanan anak, menjadi urusan yang makin hari makin terasa tantangannya. 

Yup, jika dulu menjaga keamanan anak hanya sebatas memastikan anak aman dari hewan buas, di masa sekarang, di era digital, bahaya tidak kalah mengerikannya. 

Bahkan bisa dikatakan jauh lebih mengerikan, karena bahayanya tidak lagi kasat mata seperti halnya hewan-hewan buas yang dulu dengan mudah terlihat dan terdengar.

Mungkin ada yang berpikir: Masa sih? Lebay ah!! Ups, sebelum protes, mari kita lanjut dulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun