Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ultimatum Eropa Bagi Russia: Damai Atau Sanksi Besar

29 Mei 2025   15:48 Diperbarui: 29 Mei 2025   17:22 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber/Kredit Foto: CNBC)

Pada hari Sabtu, tanggal 10 Mei 2025, para pemimpin Eropa menyampaikan ultimatum kepada Russia, menuntut gencatan senjata dan dimulainya negosiasi damai dengan Ukraina. Jika Russia tidak merespons dalam waktu 36 jam, maka Eropa mengancam akan memberlakukan sanksi yang lebih berat dan masif terhadap Russia dan mencabut pembatasan penggunaan senjata Barat oleh Ukraina untuk menyerang target di dalam wilayah Russia.

Langkah ini mencerminkan betapa semakin frustrasinya negara-negara Eropa terhadap keengganan Russia untuk mengakhiri perang dan kekhawatiran atas berkurangnya dukungan Amerika Serikat terhadap Ukraina.

Dalam pertemuan di Kyiv, ibukota Ukraina, para pemimpin dari Inggris, Perancis, Jerman, dan Polandia, bersama dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, menuntut agar Presiden Vladimir Putin menyetujui gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari sebelum hari Senin berikutnya. Jika tidak, Russia akan menghadapi sanksi yang lebih berat dan peningkatan dukungan militer Barat untuk Ukraina.

Ultimatum ini disampaikan dalam konteks kerja sama antara negara-negara Eropa yang tergabung dalam aliansi Weimar+, yang merupakan perluasan dari Weimar Triangle (Perancis, Jerman, dan Polandia) dengan menambahkan Inggris dan Italia. Aliansi ini dibentuk pada bulan Februari 2025 sebagai respons terhadap perubahan kebijakan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, yang cenderung tidak mau melibatkan Eropa dalam negosiasi terkait perang antara Russia dan Ukraina.

Tabel Pengiriman Senjata ke Ukraina (Sumber/Kredit Foto: NOS.nl)
Tabel Pengiriman Senjata ke Ukraina (Sumber/Kredit Foto: NOS.nl)
Tanggapan Russia

Batas waktu ultimatum sudah lewat, dan sebagai respons, Presiden Vladimir Putin malah mengajukan serangkaian tuntutan untuk mengakhiri perang, termasuk jaminan tertulis bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO, penghentian ekspansi NATO ke Eropa Timur, dan pencabutan sanksi Barat. Namun, tuntutan ini dianggap oleh banyak pihak sebagai upaya untuk memperkuat posisi Russia daripada niat tulus untuk mencapai perdamaian.

Baca juga: Ekspansi NATO atau Uni Eropa, Mana yang Lebih Mengkhawatirkan Russia?

Rudal Jelajah Taurus Untuk Ukraina?

Hingga akhir bulan Mei 2025, Jerman belum memutuskan apakah akan mengirimkan rudal jelajah Taurus ke Ukraina atau tidak. Namun, pemerintahan Kanselir Friedrich Merz telah mengambil langkah signifikan dengan menyetujui kerja sama produksi senjata jarak jauh bersama Ukraina.

Langkah ini mencakup pendanaan sebesar 5 miliar untuk bantuan militer, termasuk 1 miliar untuk pertahanan udara dan dukungan finansial bagi produksi senjata jarak jauh di Ukraina. Meskipun pengiriman langsung rudal Taurus belum dilakukan, kerja sama ini memungkinkan Ukraina untuk mengembangkan dan memproduksi sistem senjata dengan jangkauan yang dapat mencapai wilayah Russia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun