Majalah The Economist melaporkan bahwa Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni telah berhasil meyakinkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa dia adalah sosok yang langka: seorang Eropa yang mencintai MAGA (Make America Great Again).
Sekarang, perdana menteri Italia itu mendapati dirinya berbagi kota Roma dengan seorang Paus yang telah mengkritik di media sosial tidak hanya J.D. Vance, Wakil Presiden Amerika Serikat, tetapi secara tidak langsung Presiden Donald Trump sendiri.
Dia harus memuji dan mendekati kepala negara Vatican dan pemimpin umat Katolik seluruh dinia yang merupakan kritikus paling sakral dari pemerintahan Presiden Donald Trump. Mungkinkah Paus Leo XIV itu tergoda untuk menumpulkan sindirannya?
Pernyataan dari The Economist ini membuka sejumlah lapisan politik dan simbolik yang sangat menarik dalam konteks hubungan transatlantik, dinamika internal Italia, serta ketegangan antara kekuasaan sekuler dan spiritual. (Sumber: The Economist, 2025)
Giorgia Meloni dan Strategi Politik Transatlantiknya
Antara Nasionalisme dan Relevansi Global
Giorgia Meloni, pemimpin sayap kanan dari partai Fratelli d'Italia, telah memainkan peran ganda: di satu sisi mempertahankan narasi nasionalis-populis di dalam negeri, namun di sisi lain juga berusaha menjadi aktor relevan dalam politik Barat.
Dengan mendekati Donald Trump, yang tetap menjadi figur sentral dalam politik Amerika, terutama jika ia kembali mencalonkan diri atau menang pada 2024/2025, Meloni berusaha menempatkan Italia sebagai jembatan antara Eropa dan AS versi MAGA (Make America Great Again).
Mengapa Trump?
Trump bagi Meloni adalah mitra ideologis: sama-sama mengusung populisme kanan, konservatisme budaya, dan kritik terhadap lembaga internasional seperti Uni Eropa atau PBB. Dengan menyatakan dukungan atau afinitas pada Trump, Meloni dapat:
- Mengokohkan posisinya di antara kelompok populis global.
- Menciptakan semacam asuransi geopolitik bila pemerintahan Biden gagal bertahan.
- Memberi pesan simbolik kepada pemilih domestik bahwa ia punya pengaruh di luar negeri, termasuk di lingkaran kekuasaan Washington.