Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Napoleon vs Vatican: Aneksasi yang Mengguncang Dunia Kristen

17 Mei 2025   13:10 Diperbarui: 17 Mei 2025   16:18 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penangkapan Paus Pius VII oleh Napoleon Bonaparte (Sumber/Kredit Foto: catholicus.eu)

Hal ini menandai salah satu krisis paling serius dalam hubungan Gereja-Negara dalam sejarah modern. Hal ini juga menjadi preseden bagi nasionalisme sekuler modern yang menantang kedaulatan agama tradisional.

Identitas Perancis Sebagai "Putri Sulung Gereja Katolik"

Setelah Revolusi Perancis (1789--1799), identitas Perancis sebagai "putri tertua Gereja Katolik" (la fille ainee de l'Eglise) sangat ditantang tetapi tidak sepenuhnya terhapus.

Konteks Sejarah Identitas Perancis

Perancis memperoleh gelar "putri tertua Gereja" sejak abad ke-5 ketika Raja Clovis I memeluk agama Kristen. Gelar tersebut melambangkan peran lama Perancis sebagai pembela dan pelindung iman Katolik Roma, khususnya selama Kekaisaran Carolingian dan sepanjang Abad Pertengahan.

Dampak Revolusi Perancis

Selama Revolusi:

  • Gereja Katolik ditekan: Gereja ditutup, para imam dianiaya, dan Konstitusi Sipil Imam (1790) menundukkan Gereja kepada negara.
  • Paus ditolak sebagai otoritas keagamaan.
  • Pemujaan Nalar dan kemudian Kultus Yang Maha Tinggi menggantikan agama Kristen dalam ideologi revolusioner resmi.

Hal ini menandai perubahan tajam dari identitas Katolik Perancis, dan Revolusi dipandang oleh banyak orang di Gereja sebagai kemurtadan.

Baca juga: Mengapa Gereja Katolik di Perancis di Masa Revolusi akan Diganti?

Napoleon dan Restorasi yang Rapuh

Napoleon Bonaparte berupaya melakukan rekonsiliasi parsial dengan Gereja Katolik melalui Konkordat tahun 1801, memulihkan beberapa hak Gereja sambil tetap berada di bawah kendali negara. Namun, ketegangan dengan kepausan tetap ada, termasuk:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun