Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Belanda - Dari Berteman dengan Air, Hingga Menaklukkan Banjir

10 Mei 2025   11:44 Diperbarui: 15 Mei 2025   17:40 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan Kota Amsterdam dengan kanalnya (Sumber/Kredit Foto: Expedia.no)

Kanal-kanal di Amsterdam, yang mulai dibangun pada abad ke-17, berfungsi sebagai jalur transportasi, drainase, dan pertahanan terhadap banjir. Kanal-kanal ini dirancang dengan sistem pengendalian air yang memungkinkan pengaturan tinggi permukaan air, serta dilengkapi dengan pintu air dan pompa untuk mengalirkan air ke sungai atau laut.

Amsterdam memiliki lebih dari 165 kanal (grachten), dengan panjang total lebih dari 100 kilometer. Kanal-kanal ini membentuk struktur konsentris seperti tapal kuda yang mengelilingi pusat kota, dan dikenal sebagai Grachtengordel (Sabuk Kanal), yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 2010.

AI-generated image: jaringan kanal di Amsterdam
AI-generated image: jaringan kanal di Amsterdam
Kota-kota Lain di Belanda yang Terkenal dengan Kanal

Selain Amsterdam, banyak kota lain di Belanda juga memiliki kanal yang indah dan bersejarah:

  • Utrecht, dengan kanal utama: Oudegracht (Kanal Tua) dan Nieuwegracht. Ciri khas: memiliki werfkelders (gudang di bawah jalan) di tepi kanal, sekarang banyak digunakan sebagai kafe dan restoran
  • Leiden, kota pelajar dengan jaringan kanal bersejarah yang rapi. Dulunya pusat perdagangan dan ilmu pengetahuan di masa keemasan Belanda.
  • Delft yang terkenal dengan kanal-kanal sempit dan jembatan batu kecil. Menjadi inspirasi bagi seni dan keramik "Delft Blue" (Delftsblauw)
  • Haarlem, kanal utamanya membelah kota tua yang dikelilingi oleh gereja-gereja dan rumah abad ke-17.
  • Gouda & Alkmaar, Kanalnya digunakan sebagai sarana perdagangan keju, ikan, dan produk pertanian.
  • Giethoorn -- "Venice of the North" (Venezia di Utara) merupakan desa tanpa jalan raya, semua transportasi melalui kanal kecil dengan perahu. Sangat populer untuk wisatawan.
  • Kanal di Amsterdam waktu senja (Sumber/Kredit Foto: agv.nl)
    Kanal di Amsterdam waktu senja (Sumber/Kredit Foto: agv.nl)

Kanal-kanal ini bukan hanya menjadi sarana transportasi, tapi juga bagian dari sistem drainase, pertahanan, serta simbol kekayaan sejarah dan budaya Belanda.

Sistem Polder

Polder adalah lahan yang direklamasi dari rawa atau laut dan dilindungi oleh tanggul. Air dari dalam polder dipompa keluar menggunakan kincir angin atau pompa modern. Sistem ini memungkinkan Belanda untuk memperluas lahan pertanian dan pemukiman di wilayah yang sebelumnya tergenang air.

Manfaat lain dari kincir angin yang digunakan untuk mengeluarkan air dari polder.
Kincir angin tradisional di Belanda memang punya banyak manfaat historis dan praktis, tidak hanya untuk mengeluarkan air dari polder, tapi juga untuk menggiling gandum, memotong kayu, dan menghasilkan energi --- terutama sebelum revolusi industri.

Fungsi Kincir Angin Tradisional di Belanda

Mengeluarkan air (Drainase Polder) adalah fungsi paling ikonik. Kincir angin memompa air dari wilayah polder (yang lebih rendah dari laut) ke kanal atau sungai agar lahan tetap kering.

Banyak kincir angin dulunya digunakan sebagai windmills (windmolen) untuk menggiling tepung dari gandum, jagung, atau biji-bijian lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun