Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Seni

Tersingkapnya Rahasia Kapel Sistina

9 Mei 2025   13:45 Diperbarui: 9 Mei 2025   19:35 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Miserere mei, Deus (Sumber/Kredit Foto: Andrea Scalia, Early Music)

Bagaimana Mozart Menyingkap Miserere mei, Deus

Sekitar tahun 1770, Mozart muda berada di Roma, kemungkinan selama Pekan Suci, ketika Miserere mei, Deus dipentaskan di Kapel Sistina.

Legenda mengatakan bahwa Mozart, yang sangat ingin mendengar mahakarya paduan suara terlarang ini, berhasil menyelinap ke Kapel Sistina (atau berada di dekatnya) selama salah satu pertunjukannya.

Menurut cerita, ia mendengarkan dengan saksama dari sudut pandang terdekat, mendengar paduan suara menyanyikan karya tersebut, dan kemudian, dengan keterampilan luar biasa dan telinga musikal tajam yang menjadi ciri khasnya, ia menyalin karya tersebut dari ingatan.

"Penyingkapan" dan Menghampiri Lebih Dekat

Mitos populer menyatakan bahwa Mozart tidak hanya mendengar Miserere mei, Deus satu kali, tetapi mendengarkannya dua kali, yang memungkinkannya menghafal baris vokal dan harmoni yang rumit.

Ada cerita bahwa setelah mendengarnya, Mozart mendekati Kapel Sistina, atau mungkin berdiri lebih dekat untuk lebih memahami melodi, lalu "menemukan rahasianya" dengan mereproduksinya secara akurat, yang merupakan prestasi yang menakjubkan saat itu.

Beberapa catatan menyiratkan bahwa pendengaran Mozart yang tajam membawanya lebih dekat dengan melodi dan isi lirik, memberinya pengetahuan yang hampir ensiklopedis tentang karya tersebut.

Apakah Hal Ini Membuatnya Mendekat ke Kapel Sistina?

Cerita ini adalah legenda yang diromantisir: yang menunjukkan bahwa Mozart juga "mendekati" dengan mendengar musik dan liriknya secara langsung.

Secara historis, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ia secara fisik memasuki kapel secara diam-diam atau saat itu ia berada tepat di sebelah para penyanyi.

Sebaliknya, inti cerita ini menekankan ingatan musikal Mozart yang luar biasa dan keahlian perseptifnya, yang memungkinkannya untuk menyalin Miserere mei, Deus secara akurat bahkan ketika ia hanya dapat mendengarkan dari lokasi terdekat dari Kapel Sistina, dan tidak di dalam Kapel Sistina.

Kesimpulannya, kisah Mozart yang "menyingkap" misteri Miserere mei, Deus adalah campuran legenda dan fakta, dan menyoroti bakatnya yang memang  luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun