Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Betulkah Bahaya Perang Nuklir Semakin Dekat?

6 Mei 2025   22:15 Diperbarui: 6 Mei 2025   22:15 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perang Nuklir (Sumber/Kredit Foto: thestrategybridge.org)

Presiden Federasi Russia, Vladimir Putin, sebagaimana dikutip oleh NBC News pada tanggal 4 Mei 2025 mengatakan bahwa ia berharap bahwa ia tidak perlu menggunakan senjata nuklir di Ukraina. Perang skala penuh di Ukraina yang sudah berlangsung lebih daripada 3 (tiga) tahun (sampai hari ini sudah memasuki hari ke-1.167 (seribu seratus enam puluh tujuh), belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Ancaman penggunaan senjata nuklir ini sudah sering kali diucapkan oleh Presiden Vladimir Putin sejak awal peperangan, dengan maksud dan tujuan untuk menakut-nakuti negara-negara Eropa (anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa) yang bermaksud membantu Ukraina.

Dan kini, walaupun dengan kalimat "berharap tidak akan menggunakan senjata nuklir di Ukraina", bisa saja hal tersebut ditafsirkan oleh negara-negara Barat pendukung Ukraina sebagai ancaman nuklir juga.

Warisan Senjata Nuklir Uni Soviet

Russia dan Ukraina sama-sama bekas negara bagian Uni Soviet yang dikenal memiliki senjata pemusnah massal berhulu ledak nuklir yang sangat banyak.

Di luar wilayah Russia, pada era Perang Dingin, sejumlah besar senjata nuklir Uni Soviet tersebar di beberapa negara bagian anggota Uni Soviet, yaitu:

  • Belarus
  • Kazakhstan
  • Ukraina

Senjata-senjata ini merupakan bagian dari postur strategis Uni Soviet yang lebih luas dan mencakup senjata nuklir strategis (jarak jauh) dan taktis (jarak pendek).

Belarus:

  • Hulu ledak nuklir strategis: 81
  • Khususnya: ICBM bergerak SS-25 (masing-masing dengan satu hulu ledak).
  • Senjata nuklir taktis: Diperkirakan 500--1.200
  • Disingkirkan pada pertengahan 1993.

Kazakhstan:

  • Hulu ledak nuklir strategis: kurang lebih 1.410
  • Utama: 104 ICBM SS-18 (paling kuat di gudang persenjataan Soviet).
  • Juga memiliki pesawat pengebom jarak jauh (misalnya, Tu-95MS) di pangkalan udara.
  • Senjata nuklir taktis: Beberapa ratus (disingkirkan pasca-kemerdekaan).

Ukraina:

  • Hulu ledak nuklir strategis: kurang lebih 1.700
  • Termasuk rudal balistik antar-benua (ICBM) dan rudal jelajah yang diluncurkan dari udara.
  • Yang paling menonjol adalah: 130 ICBM SS-19 dan 46 SS-24 dan pesawat pengebom strategis Tu-95 dan Tu-160.
  • Senjata nuklir taktis: Diperkirakan kurang lebih 2.000 (disingkirkan pada tahun 1992).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun