Mohon tunggu...
Angga Yoga Pradika
Angga Yoga Pradika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pemuda biasa yang menggemari sejarah

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Peran Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam Membangun Peradaban

27 Februari 2024   10:53 Diperbarui: 9 Maret 2024   15:36 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh Wibowo Djatmiko (Wie146) - Karya sendiri, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=9688608

Sungai merupakan aliran air yang berbentuk memanjang dan mengalir dari tempat yang lebih tinggi (hulu) ke tempat yang lebih rendah (hilir). Jika kita cermati banyak kerajaan besar di Nusantara dibangun di tepian aliran sungai, seperti Kutai, Tarumanegara dan Sriwijaya. Bahkan kota-kota besar di Indonesia saat ini, seperti Jakarta, Surabaya dan Palembang juga dibangun di tepian sungai atau muara sungai.

Fenomena peradaban di tepi aliran sungai ini seolah sudah menjadi hal yang jamak dilihat oleh banyak orang. Air sungai yang keluar dari celah mata air pegunungan dan mengalir ke laut ini turut berkontribusi guna menyuburkan tanah di daerah aliran yang dilewatinya, sehingga tanaman-tanaman hijau tumbuh subur dan binatang-binatang liar berkumpul dalam koloninya masing-masing di suatu lembah yang dialiri air sungai. Begitupun manusia ketika mereka hendak mencari tempat tinggal yang menunjang kehidupan untuk bercocok tanam, berburu, dll juga memanfaatkan lembah di tepian sungai tersebut.

Salah satu kehidupan awal yang diduga sebagai manusia yang menetap di lembah tepian sungai dapat kita lihat pada situs yang diduga sebagai manusia purba di Trinil. Situs Trinil terletak di sebuah lembah subur tepian Bengawan Solo atau lebih tepatnya di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. 

Seorang ahli anatomi bernama Eugene Dubois melakukan penelitian di kawasan Trinil dan menemukan fosil manusia purba pada tahun 1893 yang diberi nama Pithecanthropus Erectus, beberapa fosil hewan dan tumbuhan purba. Situs serupa juga ditemukan di tepian Bengawan Solo yang lain seperti Situs Sangiran dan Ngandong.

Lambat laun perkembangan kehidupan manusia yang lebih terorganisir dibawah pemimpin kelompok mereka kemudian menyulap koloni kecil manusia ditepian sungai yang hanya bertani dan berburu menjadi sebuah kekuatan sosial yang mempunyai legitimasi dan kemajuan berupa pendirian kerajaan. Pada level berikutnya kerajaan-kerajaan yang berdiri ini memainkan peran mereka untuk menjangkau wilayah-wilayah yang lebih jauh melaui jalur pelayaran dan perdagangan. Tak jarang kerajaan-kerajaan yang berada di tepian sungai yang relatif besar menambatkan kapal-kapal dagang mereka di muara sungai yang mengarah langsung ke laut.

Beberapa kerajaan yang berdiri kemudian membangun peradaban dan budaya di wilayahnya masing-masing melalui bidang ekonomi, politik, militer, sosial dan budaya yang luhur. Untuk menunjang efektivitas pengiriman hasil bumi, perjalanan pasukan dan kunjungan antar kerajaan diperlukan jalur yang cepat dan aman. 

Jalur sungai lebih diminati karena kemudahan akses dan efisiensi waktu yang relatif cepat dibanding jalur darat. Sebelum antar pemukiman atau antar kota di dalam maupun luar kerajaan dihubungkan melalui jalur darat, transportasi yang bisa digunakan hanyalah transportasi air. Kemudian setelah hutan-hutan dibuka untuk akses perjalanan darat, pun tidak serta merta dapat dilewati kendaraan-kendaraan yang memiliki muatan besar. 

Maksimal muatan yang bisa diangkut adalah seukuran gerobak yang ditarik oleh hewan peliharaan seperti kuda, sapi atau kerbau. Maka dari itu peran sungai-sungai besar sebagai sarana transportasi di masa lampau memang sangat vital. Salah satu contoh yang dapat kita ambil adalah pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya yang berada di tepi Sungai Musi, dimana pernah menjadi basis dagang para saudagar yang hilir mudik dari satu kerajaan ke kerajaan yang lain.

https://id.wikipedia.org
https://id.wikipedia.org

Dari segi keamanan, pusat pemerintahan kerajaan yang berada di tepian sungai relatif lebih aman dibanding yang berada di tepian laut. Hal ini dikarenakan akses masuk bagi musuh yang hanya bisa dilakukan melalui jalur sungai dan tidak bisa membawa banyak kapal berisi banyak peleton. Sehingga pasukan musuh yang berasal dari laut akan tertahan di muara sungai tempat masuk dan keluar menuju pusat kerajaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun