Mohon tunggu...
Pradana Sidiq Izzulhaq
Pradana Sidiq Izzulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - hi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030092)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ayo Kita Kurangi Bermain Game Online, Agar Mata Tetap Sehat

4 Maret 2021   00:26 Diperbarui: 10 Maret 2021   21:06 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: digstraksi.com

Siapa disini yang suka bermain game online? Pastinya pada suka karena game online memang sangat mengasyikan di kalangan anak-anak sampai remaja. Game online memang mengasyikan dan game online terdapat hal postif dan negatif  Tapi kita harus menjaga mata kita agar tidak sakit, karena saat kita menatap layar lama-lama membuat mata kita lelah dan saraf melemah. Game online juga membuat kita malas mengerjakan sesuatu karena kita berkecanduan dalam game yang kita mainkan.

Kesehatan mata merupakan hal sangat penting bagi manusia karena mata merupakan tempat utama untuk mengumpulkan informasi secara visual dari sekitar kita. Perlu kita ketahui banyaknya informasi yang kita terima, yaitu berupa informasi visual. Dari beberapa panduan merekomendasikan bahwa durasi untuk menatap layar ponsel hanya selama 2jam/hari pada anak dan remaja. Nyatanya melebihi waktu yang direkomendasikan. Di Cina terdapat banyak anak sekolah usia 9-17 tahun menggunakan media elektronik seperti ponsel dan berbagai macam media lainnya.

Namun bermain game juga bisa memberikan efek  positif  bagi anak atau remaja, yakni ketangkasan strategi, kecepatan reaksi, dan mengasah kreativitas. Anak juga jadi mengikuti perkembangan teknologi, yaitu gawai atau internet. Anak juga jadi luwes berkomunikasi dengan sesamanya, bahkan lintas negara. Anak-anak dan remaja yang kecanduan bermain game atau bermain game terus-menerus dalam waktu yang lama tanpa ada jeda sama sekali, ternyata memiliki banyak dampak negatif  bagi kesehatan fisik dan psikologis.

Alasan pertama ialah mengapa anak-anak dan remaja tidak boleh terus-menerus bermain game adalah karena dapat membuat mereka kurang banyak bergerak, sehingga lama kelamaan kemampuan motorik anak atau remaja akan menurun, akibatnya pertumbuhan badannya jadi tidak maksimal dan berisiko mengalami sakit obesitas. Dengan tingkat risiko obesitas yang tinggi, sangat penting bagi anak-anak untuk menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan bermain game , tubuh anak tidak banyak melakukan aktivitas lainnya.

Selain itu, bermain game dengan berlebihan akan berdampak negatif bagi mata. Menatap komputer atau ponsel secara berlebihan, dapat membuat mata letih, berair atau sakit, bahkan bisa menyebabkan mata minus, yang mengharuskan anak mnegenakan kaca mata, sampai kerusakan saraf mata.

Alasan kedua ialah bahwa penelitian, kecanduan  bermain game bisa membuat anak mengalami gangguan konsentrasi. Ketika anak kecanduan bermain game, mengakibatkan kosentrasi anak menurun, sehingga ia mudah lupa dan gagal fokus. Paparan radiasi dari perangkat elektronik juga bisa melemahkan konsentrasi anak. Jika seluruh anak atau remaja mengurangi jumlah waktu bermain game selama 30-40 menit setiap hari dan menggunakan waktu tersebut untuk belajar, seluruh generasi ini akan mencapai hasil yang lebih baik, yang nantinya dimungkinkan mereka akan mendapatkan karir yang diinginkan. Misalnya, jika anak-anak atau remaja siswa sekolah menengah ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, belajar tambahan di waktu luang akan berdampak pada hasil ujian masuk perguruan tinggi, mendapatkan pendidikan yang baik ialah hal terbaik yang dapat dilakukan untuk masa depan anak.

Alasan ketiga ialah terlalu sering bermain game online tidak bagus untuk keterampilan sosial. Anak-anak atau remaja yang kecanduan bermain game biasanya akan lebih memilih bermain game darpada di rumah daripada bermain di luar bersama teman-temannya, akibatnya mereka akan jadi canggung atau kurang adanya komunikasi jika harus bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak hanya kemampuan bersosialisasi saja yang bermasalah, anak-anak atau remaja yang kecanduan bermain game juga akan mengalami kesulitan dalam bekomunikasi.

Beberapa remaja mungkin berpikir bahwa mereka dapat berinteraksi atau berkomunikasi dengan teman-teman lain saat bermain game, dan mereka berpikir dan mereka pikir itu ialah bentuk sosialisasi dengan cara mereka sendiri. Namun tidak akan dapat mengalahkan komunikasi tatap muka, karena kegiatan berkomunikasi bukan hanya sekedar mendengarkan dan memberi tanggapan perkataan orang lain, tapi juga termasuk membaca ekspresi lawan bicara.

Mengembangkan keterampilan komunikasi yang tepat merupakan salah satu hal yang penting karena suatu hari anak-anak akan membutuhkan keterampilan tersebut, seperti selama wawancara atau membangun hubungan dengan pihak lain. Membangun komunikasi yang baik dengan teman-teman secara langsung jauh lebih menyenangkan daripada duduk di salam ruangan dan hanya bermain game sepanjang hari.

Akan lebih baik jika anak-anak menghabiskan waktu luang dengan kegiatan lain yang bermanfaat, seperti belajar dan bersosialisasi, daripada bermain game online sepanjang hari di dalam rumah. Memang tidak harus berhenti sepenuhnya karena terkadang anak-anak atau remaja, juga membutuhkan hiburan tertentu, tetapi akan lebih baik lagi jika menggunakan waktu luang dengan hal-hal lain yang jauh lebih baik dan lebih bermangaat, sehingga di masa depan, anak-anak tidak akan menyesali apa yang telah dilakukan.

Guna untuk mencegah dan menghindari anak-anak atau remaja dari kecanduan bermain game, maka diperlukan peran aktif orangtua, lingkungan sekolah dan orang-orang di lingkungan sekitar, untuk memberikan perhatian dan melakukan pencegahan agar anak-anak atau remaja, terhindar dari kecanduan bermain game. Orangtua perlu menetapkan aturan, kapan anak boleh bermain game termasuk durasi waktunya, dan jangan membebaskan anak terus menerus bermain game.

Dilingkungan sekolah harus diberlakukan aturan agar anak-anak tidak bermain game pada saat jam-jam istirahat. Sementara untuk masyarakat luas, harus turut peduli mendapati atau menemukan anak-anak yang bermain game di tempat persewaan game, khususnya pada saat jam-jam belajar mengajar. Jika sudah ada indikasi anak mulai kecanduan bermain game, sebaiknya orang tua segera mengambilnya dengan langkah tegas membatasi bermain game agar mata anak-anak tetap sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun