Mohon tunggu...
prabas jihwakir
prabas jihwakir Mohon Tunggu... -

Indonesian Scholar,

Selanjutnya

Tutup

Politik

Obama dan Jokowi Mirip

30 Juli 2012   08:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:27 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi sedang fired up and ready to go!, Ungkapan itu yang mungkin saat ini tepat untuk menggambarkan situasi yang ada pada diri Jokowi, seorang walikota kotamadya Solo yang sekaligus sebagai calon DKI Jakarta 1. Demikian banyaknya inovasi dan perubahan yang terjadi di Solo,  belakangan saya tertarik untuk mengkaji lebih dalam siapa Jokowi dan apa latar belakang beliau. Iya, dan sudah barang tentu kita harus menghilangkan sentimen sentimen sebelum pencermatan saya lakukan demi terjunjungya objektivitas. Tapi memang barang manusia dari sananya, kesalahan dan kurangnya akurasi dalam pencermatan, saya anggap itu manusiawi, dan saya tidak pernah keberatan untuk menerima kritik atas itu.

tepatnya empat tahun lalu, senator Illinois, Barrack Obama berhasil menang telak atas rivalnya Mc Cain. Dia berhasil membuktikan bahwa perubahan memang sedang terjadi di Amerika, Presiden kulit hitam pertama kali di Amerika. Persaingan Obama dalam menuju Gedung Putih sedikit terganjal oleh sentimen sentimen dari sang rival. Mulai sentimen bahwa Obama itu bukan originally American,warna kulit sampai sentimen illuminati.

seakan setali tiga uang, Jokowi juga diuji dengan hal serupa, mulai dari sentimen daerah bahwa dia bukan orang asli Jakarta sampai sentimen gama calon Wagub yang tidak lain adalah BTP. Ya kalau kita cerdas, itulah politik segala apapun akan dilakukan untuk meraih kekuasaan (baca : power). Tapi sekali lagi, masyarakat tidak akan mudah terperdaya oleh sentimen sentimen kuno. Masyarakat sudah teruji untuk memilih pemimpin mana kiranya yang hanya giving promises and hopes dan mana yang memberikan bukti.

Dalam kampanye atau campaign di keduanya juga kita jumpai kemiripan. kedua duanya sama sama mengangkat syiar perubahan dan pembaharuan. Obama dengan 'Change We Need' dan Jokowi dengan 'Jakarta Baru'. Dalam sudut pandang politik kampanye model begini memang sedikit menjanjikan karena masyarakat tengah dilanda kehausan global akan perubahan dan mistrust kepada pemimpin di lingkungan mereka tinggal.

Dalam hal leadership keduanya, juga kita jumpai kemiripan, keduanya sama sama memperhatikan dan memprioritaskan rakyat menengah kebawah dan pembuatan lapangan kerja. Akhir akhir ini Obama membuka ribuan lapangan kerja untuk orang orang di negerinya yang belum mendapatkan ladang penghidupan. Obama juga sedang gencar gencarnya memprioritaskan middle class welfare-nya. Serupa dengan Joko Widodo, dia membangun banyak pasar yang tidak lain dan tidak bukan adalah sumber dan tempat bagi penduduk dan PKL di Solo. Jokowi juga membuat kartu layanan kesehatan bagi kalangan menengah kebawah. Mereka juga melakukan banyak inovasi selama mereka menjabat. Jokowi dengan proyek mobil ESEMKA-nya dan Obama dengan berbagai terobosannya yang membuat perekonomian AS menjulang tinggi dalam statistik.

Terlepas dari itu, mereka punya kemiripan dari segi fisik. Keduanya sama sama kurus, wajah oval, dagu lancip, mata keduanya juga sama sama sipit, rambut yang plontos tidak panjang, kulit sawo matang juga menjadi ciri khas keduanya.

Demikian, mudah mudahan bisa menjadi bahan pertimbangan dalam memilih pilihan. Memilih bukan untuk kekuasaan. Memilih bukan untuk partai politik. Tapi memilih untuk perubahan. Ya dan sudah barang tentu perubahan yang lebih baik. Choose with your heart and mind!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun