SALATIGA – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Nirwasita dari UIN Salatiga semakin memperkuat komitmennya dalam mendukung kemajuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) Ngaliyan, tim PPM menggelar program pendampingan wirausaha yang berfokus pada implementasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Kegiatan vital ini dilaksanakan di Desa Ngampel, Kelurahan Blotongan, Salatiga pada tanggal 8, 15, dan 16 September 2025.
---
Solusi Transaksi Modern untuk UMKM Ngampel
Meskipun berada di tengah kota, banyak pelaku UMKM di Desa Ngampel, Blotongan, masih mengandalkan transaksi tunai, yang berisiko dan kurang efisien. Program PPM Nirwasita hadir untuk mengatasi kesenjangan ini dengan mengintegrasikan wirausaha ke dalam ekosistem pembayaran digital.
QRIS, sebagai standar pembayaran tunggal nasional, memungkinkan UMKM menerima pembayaran dari berbagai e-wallet dan aplikasi perbankan hanya dengan satu kode. Hal ini tidak hanya memudahkan transaksi bagi konsumen cashless yang makin banyak, tetapi juga meningkatkan citra profesionalitas usaha. Langkah ini merupakan bagian penting dari upaya UIN Salatiga untuk mendorong inklusi keuangan dan digitalisasi UMKM di tingkat lokal.
---
Sinergi Akademisi dan Industri Perbankan
Keberhasilan program ini terletak pada sinergi antara keilmuan perguruan tinggi dan kepakaran industri perbankan. Tim PPM Nirwasita UIN Salatiga memberikan edukasi mendalam mengenai manajemen keuangan digital, pentingnya pencatatan transaksi yang rapi, dan manfaat jangka panjang dari cashless transaction.
Sementara itu, perwakilan dari BSI KCPS Ngaliyan bertanggung jawab atas aspek teknis. Mereka memberikan pelatihan langsung, mulai dari pengenalan produk BSI hingga membantu proses pendaftaran dan aktivasi QRIS bagi para peserta UMKM secara on-the-spot.
Priagung Budihantoro (perwakilan BSI KCPS Ngaliyan) menyatakan, 'Kami ingin UMKM di Ngampel ini tidak tertinggal. Dengan QRIS, mereka memiliki rekam jejak transaksi yang jelas. Data ini sangat berharga, tidak hanya untuk pencatatan internal, tetapi juga sebagai aksesibilitas mereka untuk mendapatkan layanan pembiayaan bank syariah di masa depan.'"