Mohon tunggu...
ppldankkngrogol2025
ppldankkngrogol2025 Mohon Tunggu... UIN SALATIGA

PPL DAN KKN ARUNIKA KARSA UIN SALATIGA 2025

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

pohon ketapang kencana

27 Agustus 2025   02:06 Diperbarui: 27 Agustus 2025   02:06 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

POHON KETAPANG KENCANA

Pohon ketapang kencana (Terminalia mantaly) merupakan pohon peneduh yang berasal dari Madagaskar. Pohon ketapang kencana dikenal dengan bentuk yang ramping, percabangan yang bertingkat seperti payung, dan daun-daun kecil yang bergerombol. Pohon Ketapang kencana sering digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh di taman, jalanan, dan area publik lainnya karena memiliki tampilan yang menarik serta memberikan kesejukan.Pohon Ketapang Kencana (Terminalia mantaly) adalah pohon peneduh asal Madagaskar yang unik dengan bentuk menyerupai payung, daun kecil rimbun, dan cabang bertingkat yang menjulang indah namun memerlukan perawatan rutin karena pertumbuhan cepatnya yang bisa merusak struktur. Pohon ini ideal untuk penghias taman dan jalanan kota karena kemampuannya menyejukkan lingkungan dan menyerap polusi, serta memiliki khasiat obat dan tanin untuk pewarna alami.
A. Ciri-Ciri Ketapang Kencana
Asal: Tumbuhan endemik Madagaskar.
Bentuk: Ramping dengan ranting membentang dan bertingkat seperti payung.
Daun: Kecil dan rimbun, membentuk semak padat pada setiap ujung ranting.
Tinggi: Mampu tumbuh hingga ketinggian 10-20 meter.
Warna: Daunnya berwarna hijau terang saat muda dan tetap hijau sepanjang tahun.
B. Manfaat dan Kegunaan
1. Peneduh Alami:
Dengan tajuknya yang mendatar dan berlapis, pohon ini memberikan keteduhan yang baik untuk taman dan jalanan kota.
2. Penghias:
Bentuknya yang unik dan menarik menjadikannya pilihan populer sebagai dekorasi pada taman rumah, kawasan perkantoran, dan jalan raya.
3. Penyerap Polusi:
Sering ditanam di sepanjang jalan untuk membantu menyerap polusi udara di area perkotaan.
4. Tanin:
Kulit kayu dan kayunya mengandung senyawa tanin yang bisa digunakan sebagai pewarna alami.
Perawatan dan Pertumbuhan
5. Kebutuhan Cahaya:
Memerlukan paparan sinar matahari setiap hari untuk tumbuh optimal.
6. Pemangkasan:
Pertumbuhan yang cepat mengharuskan pemangkasan rutin untuk mengontrol ukurannya dan menjaga bentuknya yang rapi.
8. Potensi Masalah:
Akar yang kuat dapat berpotensi merusak pondasi atau tembok jika tidak dikelola dengan baik melalui pemangkasan.
9. Pengendalian Hama:
Daun yang rimbun terkadang dapat menjadi tempat bersarang ulat, jadi perlu diperhatikan.

1. Nama dan Asal
Nama lokal: Ketapang kencana
Nama ilmiah: Terminalia mantaly
Famili: Combretaceae
Asal: Madagaskar, kemudian banyak ditanam di daerah tropis termasuk Indonesia.

2. Ciri Fisik
Batang: Lurus, tegak, berwarna cokelat keabu-abuan, dengan percabangan yang rapi dan bertingkat.

Daun: Kecil, berbentuk lonjong dengan ujung meruncing, berwarna hijau segar. Daun biasanya tersusun rapat membentuk kanopi yang rindang.
Tajuk: Bertingkat seperti susunan payung, sehingga terlihat indah, teratur, dan cocok untuk penghias jalan atau taman.
Akar: Kokoh dan mampu menahan tanah, tapi tidak merusak bangunan sehingga aman ditanam di perkotaan.

3. Ukuran
Tinggi pohon bisa mencapai 10--20 meter di habitat alami, namun di perkotaan umumnya dipangkas sehingga hanya sekitar 5--10 meter.

4. Kelebihan

- Memiliki tajuk rindang yang memberi banyak keteduhan.
- Tumbuh cepat dan mudah beradaptasi di berbagai jenis tanah.
- Perawatannya relatif mudah.
- Banyak dipakai sebagai pohon peneduh jalan, taman, dan halaman rumah.

5. Kegunaan

- Pohon peneduh dan penghias lanskap.
- Membantu menyerap polusi udara di area perkotaan.
- Menyediakan habitat bagi burung kecil dan serangga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun