Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Kawin Kontrak 10 Milyar Itu Sudah Dua Tahun....

25 Juli 2016   23:29 Diperbarui: 4 April 2017   17:25 4739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si cantik dan si suami yang sakit (ilustrasi pribadi)

"Sudah dua tahun, tepatnya dua minggu lalu dua tahun, seharusnya mbak Berbikyu sudah bisa lepas dari suami anda, Pokegomon. Saya pengacara anda saat itu, perjanjian pranikah kalian jelas, dengan emas kawin kontrak 10 milyar, tanpa boleh ada selingkuh dan soal ada anak atau tidak itu terserah pihak perempuan, apakah mau hamil atau memutuskan tidak hamil. Kalau ada anak pun itu tanggung jawab pihak suami dan tidak menjadi beban istri."Sang pengacara, yang juga teman dekat Berbikyu, bernama Farbas mengingatkan.

Farbas sudah menduda 1 tahun lalu, tepatnya menduda ketiga kalinya dan berharap si cantik Berbikyu mau menaruh hati padanya. Kenapa tidak, dia tahu uang 10 milyar yang didapat si cantik yang masih berusia 27 tahunan itu dan baru ada anak 1 usia 3 bulan dari pernikahan kontraknya dengan pengusaha permainan 'on-line' Pokegomon, kini sudah berkembang menjadi 30-an milyar. Si cantik pintar menginvestasikan dananya ke bisnis kontrakan apartemen mewah di sekitar kampus-kampus ternama, jual beli pakaian ala artis Turki dan India, juga pintar bermain saham.

"Suamiku baru 3 bulan ini kena 'stroke', saya tidak bisa meninggalkannya sekarang. Dia butuh saya dan anaknya butuh Bapaknya...."Jawab Berbikyu singkat.

"Mbak Berbi, kamu pasti tahu saya sebenarnya suka sama Mbak... "Kalimat si Pengacara yang juga teman bisnis atau malah tepatnya guru si cantik berbisnis terputus-putus, dia sudah beberapa kali memberi sinyal bahwa ingin memiliki si cantik bila kontrak nikahnya habis, namun dia sempat mau mundur ketika wanita yang dia impikan itu hamil. Sudah dites DNA oleh keluarga sang suami dan ternyata memang itu anaknya tuan Pokegomon.

"Saya tahu.....Dan kamu satu diantara 5 pria lain yang menantikan saya putus kontrak dengan suamiku, saya mau bertanya sama bapak anakku tentang kelanjutan kontrak kami dari bulan lalu, tetapi dia sedang tidak bisa diajak 'stress'. Maaf, saya kasihan sama dia...."

Pokegomon, sebenarnya sudah setengah bangkrut. Permainan 'on-linenya' yang sangat mirip 'reality show' ternyata dimanfaatkan para teroris internasional untuk mengakses data-data intelejen di berbagai negara. Tentara, polisi, bea cukai dan perhubungan dapat disadap saat personil mereka yang tergila-gila permainan itu mengunduh permainan di instalasi penting dimana mereka berkantor.

Baru 7 bulan permainan itu diluncurkan sudah terjadi beberapa aksi teror di beberapa obyek vital yang setelah diselidiki data-datanya diambil dari 'gadget' pemain-pemain yang bekerja di obyek tersebut.

Permainan itupun dilarang dan pihak yang merasa dirugikan sedang menjalankan tuntutan perdata maupun pidana atas permainan yang tidak sengaja menjadi sarana terorisme ini. Bisa dibayangkan dana yang dikeluarkan perusahaan untuk menghadapi tuntutan terorisme di 27 negara besar?

"DIa hampir pasti bangkrut, Mbak. Tinggalkan dia, kalau semua tuntutan dimenangkan negara-negara yang merasa dirugikan, malah aset tuan Pokegomon bisa saja minus... Dia akan jadi beban kamu... "Bujuk Farbas lagi.

"Maaf, sekali ini saya tidak terima dia dibilang beban. Tinggalkan kantor saya.. Sekarang!" Sang perayu pun mengalah dan minta maaf, lalu pergi.

Waktu berlalu, perusahaan tuan Pokegomon yang sementara diambil alih oleh adiknya, tuan Nindoten dapat membuktikan bahwa mereka tidak sengaja membuat semua kekacauan ini, pihak terorislah yang memanipulasi permainan itu dan pihak militer atau sipil yang terkena dampak seharusnya memiliki standar operasional tertentu yang melarang personilnya bermain-main 'on-line' di obyek vital. Menang, tetapi uang sudah habis duluan di pengadilan dan permainannya dilarang dimana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun