Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lebih Berbahayakah Serangan Jantung Saat Tidur?

24 Maret 2019   15:06 Diperbarui: 24 Maret 2019   15:22 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan Kanjeng Sepuh tidur (dok.pri.)

"Senior kita sakit ketika bersemangat tetap ikut pementasan di hari pertama, kemarin..."Pengumuman Sujiwo Tejo sang sutradara "Kanjeng Sepuh", sehabis pementasan. Yang dimaksud adalah Butet Kertaredjasa yang terkena serangan jantung dan sempat dibawa ke rumah sakit.

Kabarnya kondisinya mulai stabil, walaupun saya kurang setuju penggemarnya lantas berbondong-bondong membesuk, karena penyakit "angina pectoris" ini sangat butuh istirahat ngomong, istirahat mikir, istirahat emosional sedih atau riang, bahkan buang air besarpun jangan dahulu mengedan.

Masih lebih mendingan memang kalau serangan jantung karena aktivitas berlebih dan atau kurang istirahat, karena biasanya ada yang cepat melihat kesakitannya dan menolongnya, namun adakalanya serangan jantung itu terjadi saat tidur. Ini terkadang sulit ditolong karena yang disekitarnya juga tidur.

Bila serangan jantung akibat aktifitas berat atau emosi meningkat, maka pemicunya mungkin spasme atau "menciutnya" pembuluh darah coroner jantung yang mengakibatkan aliran oksigen ke dinding jantung berkurang atau berhenti total. Ini membuat nyeri luar biasa dan sangat mudah dikenali dari cara si pasien memegang dada kirinya, napas memburu dan terlemas.

Tetapi untuk pasien yang terjadi sumbatan pembuluh darah coroner jantung saat tidur malam hari, biasanya ada emboli, gumpalan lemak atau tumpukan sel darah yang pecah lalu membuat reaksi peradangan, bergumpal-gumpal dan lengket saat aliran darah berjalan lambat saat tidur. Apalagi kalau si pasien punya gula darah tinggi yang membuat saraf sensoriknya tidak sensitif lagi dan efek nyeri akibat sumbatan itu tidak terjadi.

Mungkin saat sumbatan sudah total, akibat penumpukan emboli,pecahan sel darah dan zat radang, si pasien merasa sangat sakit, tetapi tidak mampu menjerit atau meronta akibat tubuhnya dalam kondisi tidur dan otaknya pun sedang tidak "waspada", maka antisipasi tubuh terkadang sedikit atau tidak ada.

Maka, sebaiknya bagi penderita sumbatan jantung dan atau gula darah tinggi, makan obat pengencer darah dan penyetabil "plaque" (tumpukan lemak jahat du pwmbuluh darah) adalah sangat disarankan, posisi tidur juga sebaiknya dada lebih tinggi dari kaki (pakai 2-3 bantal) dan sedikit olahraga pemanasan menggerak-gerakan kaki mungkin perlu beberapa menit sebelum tidur untuk "mencairkan" potensi emboli di pembuluh darah.

Bagi pasangan yang tidur bersebelahan dengan penderita jantung, tidak ada salahnya sesekali mengawasi napas suami atau istri tercinta saat terbangun, apakah teratur atau ada perubahan.

Sumber: dokumentasi kompal
Sumber: dokumentasi kompal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun