Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengapa Anda Harus Memproteksi Diri saat Jenguk Kerabat di Rumah Sakit?

20 Juli 2018   05:43 Diperbarui: 20 Juli 2018   13:29 2408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Shutterstock

"Kenapa pakai masker, mbak? Ada pasien tuberkulosis atau pneumonia?" Tanya saya penasaran kepada seorang perawat yang akan mendampingi visitasi pasien rawat inap.

"Sedang pilek, dok. Kalau kita jadi sumber penyakit ke pasien, kan berbahaya..." katanya. Sepertinya tersenyum, tetapi mulutnya tertutup masker.

"Oh, iya, ya. Banyak pasien yang sedang turun daya tahannya, pasien saya dua orang tua yang kurang gizi." Saya pun mengangguk-angguk.

img-20180719-194516-5b50aeb5677ffb305e765688.jpg
img-20180719-194516-5b50aeb5677ffb305e765688.jpg
Masker hidung dan mulut adalah salah satu alat pelindung diri di rumah sakit selain sarung tangan plastik, helm, kacamata khusus, sepatu bot karet, dan terusan/baju plastik pelindung badan kalau ada pasien yang sangat infeksius.

Tujuannya sederhana, yakni melindungi diri petugas kesehatan untuk kasus-kasus yang menular dari batuk pasien ke udara, dari semburan darah pasien di meja operasi dan dari cairan tubuh lainnya.

Pernah seorang teman sejawat yang operasi lupa memakai kacamata pelindung diri. Entah bagaimana darah pasien menyemprot mengenai matanya. Karena khawatir, pasien diperiksa darahnya dan ternyata positif mengidap HIV (virus yang menurunkan kekebalan tubuh). Dengan terpaksa rekan saya melapor ke poliklinik HIV untuk mendapatkan prosedur penyaringan HIV dan mengonsumsi obat antivirus selama sebulan sampai diyakini 3 kali pemeriksaan HIV-nya negatif.

Sebaliknya, penularan juga dapat terjadi dari tenaga medis ke pasien. Contoh, kalau dokter memiliki penyakit tertentu misalnya batuk pilek ringan atau berpenyakit seperti hepatitis atau HIV, maka alat pelindung diri ditujukan ke pasiennya demi mencegah pasien tertular penyakit dari si dokter, apalagi di meja operasi.

Program penyadaran petugas medis, pasien dan keluarga pasien terhadap kasus "nasokomial"(infeksi yang didapat di rumah sakit) seperti ini disebut "kewaspadaan universal", bahwa semua orang dapat saja menjadi infeksius dan sebaiknya mengurangi risiko tertular penyakit apapun atau menularkan penyakit apapun di rumah sakit.

Maka dari itu, dengan tidak mengurangi rasa hormat, sebaiknya sebelum membesuk orang ke rumah sakit, setiap pengunjung harus mawas diri apakah dia sedang pilek, ada TBC atau sedang cacar air? Atau dia sedang lemah fisik akibat kelelahan dan kurang gizi? 

Kalau benar adanya, tundalah membesuk si sakit, wakilkan saja dengan yang lain atau bentuk perhatian /buah tangan yang lain melalui orang yang sehat, karena pada dasarnya rumah sakit itu bukan tempat tamasya di mana satu kampung dari bayi ke kakek nenek dapat membesuk satu orang sakit. Di rumah sakit pada dasarnya banyak virus dan bakteri berbahaya yang sangat kebal terhadap antibiotik biasa.

Waspadalah!

dari FB Kompal
dari FB Kompal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun