Mohon tunggu...
Posko 60 MIT16
Posko 60 MIT16 Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN WALISONGO SEMARANG

Hobi saya mengabdi kepada masyarakat tujuan saya membuat berita ini supaya memberikan wawasan kepada semua orang terkait pelaksanaan kegiatan posyandu di desa Caruban dukuh pandaksari mengenai partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu dan masyarakat juga sangat berantusias dalam kegiatan tersebut karena demi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat maupun untuk anak anak sekalipun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Adakan Kunjungan Pada Home Industry Abon Buana Warbisma

31 Agustus 2023   08:01 Diperbarui: 31 Agustus 2023   08:03 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN Mandiri Inisiatif Terprogram (MIT) ke-16 Posko 60 UIN Walisongo Semarang melakukan kunjungan ke salah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) "Abon Buana Warbisma" yang terletak di Dusun Gintungsari RT 03 RW 02 Desa Caruban Kecamatan Ringinarum  Kabupaten Kendal pada Sabtu, (22/07/23) pukul 09.30 WIB.

Proker ini merupakan bagian dari kolaborasi program divisi Kewirausahaan dan Media yang menginisiasi digital marketing sebagai salah satu startegi pemasaran produk bagi para pelaku UMKM. Rumah Abon Buana merupakan salah satu produk unggulan dari UMKM di Desa Caruban.

Siti Mukamimah selaku pemilik usaha menerima baik dan berkenan menunjukkan langsung proses pembuatan abon ayam tersebut. Bahan untuk pembuatan abon cukup sederhana dan prosesnya juga mudah untuk dipraktikkan. Pada saat berkunjung proses pembuatannya di bagi menjadi 3 tahap yaitu mulai dari bahan mentah, setengah jadi, dan sudah jadi dalam kemasan.

Bahan utama pembuatan abon ayam yaitu terdiri dari 2 kg ayam, 2 liter minyak goreng dan bumbu uleg yaitu 10 butir bawang merah, sdt merica, 5 siung bawang putih, 1 ruas kunir, 1 sdt ketumbar, 1 ruas jahe serta Bumbu Ungkep yaitu 300 gr gula pasir, serai, 200 gr gula merah, 1 lembar daun salam, 4 sdm garam dan santan encer. Disamping itu alat yang diperlukan antara lain kompor, wajan, panci dan spiner (peniris minyak).

Bila semua bahan sudah siap, kukus ayam terlebih dahulu selama 30 menit lalu tiriskan. Tumbuk bahan-bahan uleg sampai halus. Kemudian suir ayam yang sudah di kukus tadi menggunakan cobek supaya lebih mudah. Siapkan bumbu ungkep. Kemudian larutkan bumbu yang sudah diuleg, gula merah, gula pasir, garam, dan santan masak dalam api sedang. Masukkan suiran ayam dan tambahkan serai dan daun salam. Diaduk sampai semua bumbu meresap ke dalam daging ayam. Lalu panaskan minyak goreng dan goreng ayam yang sudah di sudah di ungkep sambil terus diaduk sampai kemerahan. Tiriskan ayam yang sudah di goreng dan pisahkan minyak dengan spiner.

Usaha abon ayam ini berdiri sejak tahun 2017. Bermula dari basic pendiri usaha yang senang berbisnis dan mengikuti pelatihan-pelatihan usaha baik berbayar maupun gratis dan akhirnya membuka home industry yang dikelola secara mandiri. Mukamimah mengatakan karena saat ini zaman sudah modern maka dari itu pemasaran produk-produk usaha banyak yang dilakukan melalui platform online seperti marketplace.

"awalnya saya posting di facebook kok banyak respon, banyak pesenan juga Alhamdulillah. Paling tidak saya harus belajar online, saya ikut kelas bisnis online di Kendal. Kemudian saya ikut pelatihan sistem jaminan halal dan Alhamdulillah tahun 2020 mendapat sertifikasi halal MUI"

Produk yang dijual juga terdapat berbagai macam varian rasa yaitu abon rasa pedas, manis, maupun gurih. Tidak hanya itu, Ibu Siti Mukamimah juga menambahkan varian lain jika ada permintaan khusus dari pelanggan. Selain itu produk abon ini sudah mempunyai desain logo sendiri dan sangat di minati dikalangan anak pondok lantaran makanan tersebut dapat bertahan selama 3-4 bulan,

Septiani Agustia Rahma selaku koordinator desa posko 60 mengatakan usaha home industry memiliki prospek yang luas. Maka dari itu perlu adanya dukungan promosi yang dapat dilakukan melalui media sosial atau platform yang lainnya.

Dari pengalaman Ibu Siti Mukamimah tersebut, koordinator divisi kewirausahaan posko 60 mengatakan "kita disana tidak hanya mendapat wawasan tentang pembuatan abon tetapi juga belajar betapa pentingnya konsistensi dalam menjalankan sebuah usaha."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun