Aku telah berulang kali ditegor Tuhan
Mobilku pernah diberhentikan Pak Polisi
ketika aku dan istriku di Ambarawa
terburu-buru menjemput anak kami dari sekolah di Salatiga
Setelah melihat KTP ku, Pak Polisi bilang:
“Sebagai dosen harusnya Bapak memberi teladan
tidak melanggar marka jalan.
Kepatuhan menyangkut nyawa kita atau nyawa orang lain”
Pada kesempatan lain di Prambanan,
aku ditilang Pak Polisi
Membayar beberapa puluh ribu rupiah karena kesalahan serupa,
melanggar marka jalan
Tegoran Tuhan meningkat
ketika aku mendahului truk di jalan raya Kartasura
hampir bertabrakan dengan bus kencang dari depan
banting stir ke kiri senggol bumper truk yang baru mau kulewati
Tuhan masih mengasihiku,
mobilku tidak terbalik,
hanya tergores oleh bumper truk yang kulewati
Supir truk meminta ganti rugi,
aku harus merogoh kocek sekian puluh ribu
Aku masih belum sadar juga
Suatu kali aku melewati sepeda motor ke arah Kopeng
Dari hadapanku menurun sebuah mobil dengan kencang
Aku mepet ke kiri membuat pengendara sepeda motor harus menepi
Aku sadar BBM mobilku tinggal sedikit
Dengan tenang aku isi solar di SPBU simpang Kalipancur
Pengendara sepeda motor menghampiriku, memakiku:
“Sudah ubanan, masih ngebut”
Aku malu setengah mati
Sejak peristiwa itu aku menjadi hati-hati
Aku tidak perlu menunggu ditegor dengan tegoran berat,
toh sudah mendapat tegoran berkali-kali