Mohon tunggu...
Mohamad Irvan Irfan
Mohamad Irvan Irfan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Aktifis Sosial

Sedang belajar jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diary Seorang Gadis Malam (Bagian 3)

1 Mei 2019   23:14 Diperbarui: 11 Desember 2019   23:03 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

*Karya yang saya tulis ulang dari Sejumlah Catatan-Catatan Cerita yang, mungkin yang terakhir  dibuat oleh Rosa Ria, sebelum wafat.

Sabtu 30 September 2006

Ternyata feeling gue bener, nggak mungkin David tuh kerja. Kalau kerja, kerja apa?" Gue benci banget sama elo Fer, siap-siap saja. Lucunya gini, waktu gue deketin David, ia sama teman-temannya lagi duduk di depan wartel. Gue bilang begini,"Say, minta rokok dong?Ada nggak?" David nengok ke belakang. Kayaknya dia kaget ngeliat gue tiba-tiba ada di belakangnya. Akhirnya dia pindah tempat duduk. Dia ngleiatin gue sambil tersenyum kecil. Gue nanya sama David apa bener dia kerja? DAvid menyangkal. Kata dia gini,"apa kerja gue? Apa yang bisa gue kerjakan?" 

Waktu gue lagi bercanda sama Yanto di depan warung si Dul, bisaanya David nggak pernah lewat. David ngeliat gue sambil tertawa. Terus lewat. Kadang gue mikir ,"Tau dari mana David gue ada di sini?"

Waktu gue duduk di depan My Bar, David leat sama temennya, dia ngeliat gue. Kayaknya dia pengen ngawasin gue bener-bener. Dari jauh dia mandangin gue, terus pura-pura beli rokok lah di warungnya Andi, tapi matanya ngelirik ke gue. Waktu di depan David gue giniin,"Vid, ikut ke rumah yuk?"David tersenyum, dia nunjuk temennya, "ajak aja dia, nanti gue nyusul." Akhirnya gue giniin aja," Alh ngak usah gengsi-gengsian deh sama gue." Senyum David makin lebar. Mungkin dia seneng kali kalalu lagi saat0saat nyantai berdua gue, walaupun ada temen-temennya. Seperti saat ini.

David habis diurut sama temennya, tau kakinya kenapa, kayaknya sakit banget. Tadinya gue mau mau ngomong gini sama David,"kenapa sih elo sisis sama gue? Tapi akhirnya nggak jadi. Gue ngeliat ada rasa 'Ikhlas' di dalam hatinya memberi gue cinta. Dan dia kayaknya selalu 'jujur' sama gue.

Saat-saat seperti ini yang gue inginkan, nyantai berdua sama David sambil ngobrol, bercanda dan tertawa, tanpa ada yang ganggu. David juga kayaknya juga demen bisa berduaan sama gue.

Kamis, 5 Okober 2006

Gue nyariin Pak De. Tapi Pak De nggak ada. Tapi gue nanya sama Babe katanya nggak dateng. Ya udah gue akhirnya gue nemuin Rasta. Rasta lagi ngebelakangin gur. Gue sengaja pengen ngagetin Rasta dari belakang . Rasta langsung nengok ke belakang sambil tersenyum. Gue kan pengen ngutang rokok sama Rasta. MUlanya Rasta  nggak ngasih. Tapi gue mohon-mohon.  Sambil ketawa, akhirnya dikasih juga. Kata Rasta gini," Untung elo yang minta, kalau orang lain nggak gue kasih." .

Sebelumnya kan gue bilang gini," Mudah-mudahan gue dapet uang." Gue janji akan bayar jam 12. Tapi kata Rasta gini," nggak ah, elo tukang bohong." Akhirnya gue rayu aja. Wow berhasil. Gue bilang gini sama Rasta waktu mau pergi, " Kalau gue bohong, elo boleh sumpahin gue ketangkep Kamtib." Rasta langsung tertawa, katanya gini," Kalau elo ketangkep, makin lama nanti bayarnya." Gue ketawa aja, terus pergi ke warungnya Opik.

Tadinya gue mau ke lesehan, tapi pas ngeliat Ferry, gue nggak jadi ke lesehan. Niat sih pengen ngopi. Ferry ngeliatin gue sambil ketawa. Ada juga si banci Agus. Akhirnya gue ngobrol aja sama Ika di warungnya Opik. Gue rasa David ngeliat gue di warungnya Acong. Niat gue memang pengen ngadu domba David sama temen-temennya. Gue yakin  pasti DAvid lebih percaya sama gue daripada temen-temennya. Dan kayaknya mereka sudah pada pecah deh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun