Mohon tunggu...
Pormadi Simbolon
Pormadi Simbolon Mohon Tunggu... Pecinta Filsafat

Alumnus STFT Widya Sasana Malang dan STF Driyarkara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Agama yang Berdaya-ubah

7 Juni 2025   06:35 Diperbarui: 6 Juni 2025   22:52 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: Facebook/Discovery Asean)

Asrama menjadi lingkungan belajar yang terstruktur dan kondusif. Lingkungan asrama mendukung untuk internalisasi nilai-nilai agama. Dalam asrama, peserta didik dapat menggunakan lebih banyak waktu belajar secara efisien, baik secara mandiri maupun secara kelompok.

Pendidikan berpola asrama menjadi tempat pembinaan nilai disiplin dan kemandirian. Sistem asrama mendorong peserta didik mematuhi aturan dan jadwal yang membanti internalisasi nilai-nilai kedisiplinan dan kemandirian.

Dengan berpola asrma, siswa dituntut dan dipaksa belajar tanggung jawab atas diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dengan demikian sistem pendidikan ini mencetak pribadi-pribadi yang dewasa.

Di asrama juga, peserta didik dapat diajarkan nilai-nilai agama sebagai landasarn etika dan moral yang kuat. Praktik kejujuran dapat ditanamkan kepada semua peserta didik oleh pembina asrama.

Selain itu, pola asrama memungkinkan peserta didik berpikir sosial, berinteraksi dengan berbagai orang dan mengembangkan keterampilan sosial dan belajar bekerja sama.

Pada prinsipnya, pendidikan agama berpola asrama memungkinkan pembelajaran nilai-nilai agama terintegrasi dengan praktik kehidupan sehari-hari. Peserta didik dibantu untuk memahami ajaran agama secara lebih komprehensif, bukan secara simbolik dan teoritis saja. Di asrama, siswa dapat melihat langsung keteladanan guru dan pembina dalam praktik baik kehidupan sehari-hari.

Selain praktik nilai-nilai agama, peserta didik juga melaksanakan kegiatan keagamaan, seperti ibadah, kajian, dan kegiatan sosial keagamaan. Antara nilai-nilai agama dan praktik keagamaan seimbang dan nyata.

Harus diakui, pendidikan berpola asrama pasti membutuhkan modal besar. Asrama harus memenuhi standar kenyamanan, keamanan, kebersihan dan fasilitas memadai, serta memiliki pedoman hidup asrama yang diterapkan dan ditegakkan oleh guru dan pembina yang kompeten. Ada baiknya jika efisiensi anggaran juga dimanfaatkan untuk pendidikan agama sehingga agama itu berdaya-ubah bagi peserta didik.

Pemerintahan Prabowo-Gibran berencana membangun sekolah unggulan baru untuk pelajar Indonesia (Kompas.com, 15/01/2025). Sekolah unggulan baru itu terdiri dari Sekolah Garuda dan Sekolah Rakyat. Sekolah Unggulan Garuda akan dibangun oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI. Sementara Sekolah Rakyat akan dijalankan oleh Kementerian Sosial.

Wacana sekolah unggulan baru dan berpola asrama tersebut sangat relevan dan aktual di tengah liga korupsi yang masih berlangsung. Kedua sekolah unggulan tersebut patut disambut karena dapat diberdayakan juga sebagai tempat pembinaan dan internalisasi nilai-nilai agama menuju Indonesia Emas 2045.

Menurut hemat penulis, alangkah baiknya, jika sekolah tersebut tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tapi juga unggul dalam nilai-nilai agama. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman, bertakwa dan beraklak mulia (UU Nomoe 20 Tahunn 2003). Sebab sebagai bangsa yang religius, warga negara Indonesia sudah seharusnya menjadi warga yang jujur, tulus, disiplin, berintegritas karena dijiwai nilai-nilai agama. (*) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun