Mohon tunggu...
kholil arrahman
kholil arrahman Mohon Tunggu... -

sejak sma tinggal di jogja, sekarang pns di jogja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bergabung Saja dengan Malaysia!!!

1 September 2010   07:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:32 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Kalau aku disuruh milih indonesia apa
malaysia, aku akan pillih malaysia. Kalau terjadi perang dengan malaysia, kita
nyerah aja, terus ikut malaysia.

Begitu kata temenku. Dia memang bukan orang
yang suka ribut. Orang yang pragmatis sekaligus realistis. “Ngapain susah-susah
mempertahankan negara ini, toh kita juga gak makmur-makmur” dia menambahkan.
Bagiku nasionalisme telah mati, atau sudah menjadi barang usang. Sekarang yang
kita butuhkan adalah ekonomi yang kuat sehingga semua orang dapat makan.
Contohlah singapura, bullshit dengan demokrasi kalau orang lapar ya tetep
lapar. Demokrasi hanya menjadi hiburan bagi negeri yang tidak bisa memakmurkan
rakyatnya. Pilih mana? Hidup di negara demokratis seperti indonesia atau negeri
yang hampir totaliter seperti di singapura??

Setidaknya dengan ikut malaysia kita jauh
lebih diurusi oleh negara. Kalaupun aku tak bisa memilih menentukan pemimpinku
secara demokratis tidaklah menjadi persoalan. Lihatlah diriku, aku sudah tiga
tahun lulus, sudah ku masukkan lamaran
ratusan pekerjaan, sudah kuikuti semua lowongan PNS yang ada jurusanku,
aku tetep nganggur. Entah karena aku kalah bersaing atau memang aku tidak
terlalu pintar.....tapi yang pasti, negaraku belum sanggup memberiku kerja sehingga
aku belum bisa dianggap eksis di lingkunganku. Kau tahu, betapa menderitanya
menjadi pengangguran, apalagi sarjana. Kau bisa merasakan bagaimana tatapan
tetanggaku, atau do’a orang tuaku yang tak pernah putus.

Aku tahu, terlalu absurd berharap kepada
negara untuk memikirkan nasibku dan jutaan penganggur lainnya. Tapi, kita yang
katanya negara yang kaya dan lebih duluan maju di banding malaysia masih saja
menelantarkan rakyatnya. Aku masih cukup beruntung tidak bernasib seperti WNI
kita yang kerja diluar, yang dihukum gantung atau dilecehkan oleh negara lain
tanpa pembelaan apa-apa dari negara. Setidaknya, aku hanya menerima satu label
dari lingkunganku, penganggur.....


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun