Mohon tunggu...
Pohaci
Pohaci Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Perangkai kata, pemintal rasa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masalah Siswa di Masa Pandemi adalah Masalah Guru Juga: Bagaimana Solusinya?

28 Juli 2021   02:20 Diperbarui: 29 Juli 2021   17:03 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika satu pertemuan tidak cukup, guru bisa menambah pertemuan dengan mempertimbangkan waktu luang siswa dan/atau orang tua siswa.  Misalnya, pertemuan tersebut diperbanyak frekuensinya menjadi satu pekan satu kali, untuk menjelaskan rangkuman pembelajaran selama lima sampai enam hari ke depan. Siswa dan/atau orang tua siswa yang tidak mengikuti pertemuan dan masih bingung tentang suatu hal, dapat terlebih dahulu bertanya pada temannya, sebelum bertanya pada guru. Ini adalah win-win solution yang berpotensi untuk berhasil.

2. Membuat dan mencari media pembelajaran yang tepat

Bagi guru, perlu diingat bahwa media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar pada siswa. Media pembelajaran tidak harus sesuatu yang rumit dan mewah, dapat juga dibuat secara sederhana.  Poin-poin materi dapat dibuat dalam PowerPoint atau bahkan berbentuk dokumen Word biasa, diberi gambar yang lebih berwarna. Gambar membuat materi lebih mudah dipahami karena sifatnya konkret, sementara tulisan bersifat abstrak.

Teori belajar Piaget mengatakan bahwa terdapat empat tahap perkembangan pada individu. Usia sekolah dasar adalah tahap Operasional Konkret. Artinya, anak masih memerlukan sesuatu yang memperantarai konsep yang abstrak menjadi sesuatu yang dapat diinderai, agar sampai kepada pemahamannya. Sementara usia sekolah menengah pertama ke atas, anak berada dalam tahap Operasional Formal, sehingga bisa mulai membayangkan dan memahami sesuatu yang bentuknya tidak berwujud. Namun tidak semua anak memiliki kemampuan tahap Operasional Formal tersebut, yang disebabkan oleh banyak faktor. Jadi lebih baik bagi guru untuk membubuhkan komponen-komponen konkret dalam cara menyampaikan, salah satunya dengan media.

Selain bentuk rangkuman, guru juga bisa memberikan info grafis mengenai fakta yang berhubungan dengan materi yang akan dibelajarkan, yang bisa dicari di internet.  Misalnya, guru ingin memberikan materi mengenai virus, maka bisa memanfaatkan info grafis-info grafis yang disediakan berbagai sumber mengenai kondisi pandemi saat ini, yang disebabkan oleh virus Sars-CoV-2. Selain untuk menyampaikan pemahaman, info grafis juga dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa, karena interpretasi informasi yang ada pada info grafis merupakan sesuatu yang tidak mudah dimanipulasi hasilnya.

Terdapat banyak aplikasi pembelajaran yang bisa dimanfaatkan secara gratis di ponsel, atau web pembelajaran seperti Rumah Belajar yang disediakan oleh Kemdikbud maupun web-web lainnya. Bagi pembelajaran yang memerlukan keterampilan seperti Penjaskes, Seni Budaya, atau praktikum di mata pelajaran IPA, media dapat berupa rekaman video atau pertemuan secara langsung dengan kelompok kecil, untuk memperagakan simulasi yang dilakukan oleh guru atau salah satu siswa. Jika guru perlu memaparkan secara langsung karena berhubungan dengan bahasa, misalnya, dapat menggunakan rekaman suara atau podcast yang lebih panjang. Video pembelajaran yang memadukan komponen gambar, animasi, dan suara juga bagus untuk menyampaikan materi.

3. Mengikuti dan mengadakan pelatihan atau menonton dan membuat video tutorial mengenai penggunaan aplikasi pendukung pembelajaran

Tidak dapat dielakkan bahwa pada masa ini semua orang dituntut untuk melek teknologi, tak terkecuali guru. Bagi guru yang sudah senior, mungkin rasanya menakutkan untuk mengotak-atik perangkat dengan bebas karena tidak mengerti dan takut keliru menekan sesuatu. Namun bagaimanapun, teknologi adalah salah satu alat paling utama dalam pembelajaran dalam jaringan di masa pandemi, dan mempelajarinya adalah cara ‘bertahan hidup’. Berani belajar sesuatu yang baru meskipun harus melewati proses yang panjang dapat sangat berguna untuk berbagai hal ke depannya.

Sekarang banyak dibuka pelatihan-pelatihan gratis atau berbayar—dengan harga terjangkau—dalam memanfaatkan berbagai aplikasi pendukung pembelajaran, seperti aplikasi pengedit foto, dan video untuk media, aplikasi pengumpul data untuk tugas maupun evaluasi, atau aplikasi video conference untuk pertemuan synchronous (tatap muka).  Tentunya sayang jika kesempatan seperti itu dilewatkan, meskipun alternatif lain bisa dilakukan dengan menonton video tutorial yang terdapat di YouTube. Meski mungkin agak sulit untuk mengikuti, tetapi video tersebut dapat dijeda terlebih dahulu.

Sedikit tips untuk menguasai keterampilan yang tengah dilatihkan atau ditonton, adalah sembari mempraktikkannya secara langsung. Setelah melakukan, bisanya akan ditemukan berbagai kendala yang langsung bisa diperbaiki dengan bertanya pada pelatih sebelum mengganti topik, atau mengulang sedikit video tutorial yang sedang ditonton. Jika hanya menyimak tanpa ada tindakan mengikuti, biasanya instruksi dari pelatih atau video tidak akan menerap di kepala dan hilang begitu saja. Bagi guru yang sudah memiliki kemampuan yang mempuni dalam memanfaatkan aplikasi-aplikasi pendukung pembelajaran, tidak ada salahnya mengadakan pelatihan kecil bagi guru-guru di sekolah atau di daerah sekitarnya. Agar lebih praktis, membuat video tutorial adalah jalan yang dapat ditempuh. Berbagi ilmu tidak pernah berakhir mengecewakan.

4. Mengikuti dan mengadakan webinar (tentang penanggulangan Covid-19 di bidang pendidikan, psikologi, kesehatan, pengasuhan anak, dan lain sebagainya)

Selain pelatihan, di media sosial marak ditemukan poster mengenai webinar bermanfaat tentang keilmuan tertentu, termasuk tentang cara penanggulangan dampak Covid-19 di berbagai bidang. Baik bagi guru, siswa, dan orang tua siswa, webinar-webinar yang ada tersebut dapat diikuti dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

Salah satu tema webinar yang patut dicoba untuk diikuti adalah tema psikologi, karena pada akhirnya, dampak Covid-19 yang menimpa seluruh bidang kehidupan bertitik berat di kondisi psikologi seseorang, baik anak kecil maupun orang dewasa. Kondisi kesehatan jiwa terkadang tidak terlalu terperhatikan karena paradigma masyarakat terhadap kata ‘kejiwaan’ masih dianggap tabu dan terkesan buruk. Tidak semua orang mengenal konsep ini dengan baik sehingga mengabaikannya.

Padahal, kesehatan jiwa atau mental perlu disorot karena dapat bermuara pada kesehatan fisik dan kinerja. Dengan mengikuti webinar bertema psikologi, mungkin dapat menyadarkan serta membantu dalam mengurangi permasalahan-permasalahan psikologi yang hendak maupun sudah datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun