Mohon tunggu...
Poeronetoo Solo
Poeronetoo Solo Mohon Tunggu... -

berpikir baik, berkata baik dan berbuat baik, untuk menjadi orang baik...

Selanjutnya

Tutup

Money

Pedagang Kaki Lima yang Tidak Berkaki, di gusur saja...!!!

9 September 2014   17:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:12 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Gusur dan gusur, tempat - tempat yang menyebabkan kehormatan sebagai Kepala Daerah terusik. Dengan berita kemacetan atas jalanan, dikarenakan melubernya pedagang - pedagang kaki lima yang berjualan di pinggiran jalan. Sampai dengan ketidakberhasilannya didalam meraih supremasi kebersihan Adipura, menjadikan semangat tersendiri bagi penguasa daerah untuk memerintahkan satuan Pamong Prajanya menggusur tempat - tempat itu titik, tidak ada koma.

Sebagai pengguna jalan & masyarakat awam, tentu dengan senang hati mendukung & gembira ria melihat kebersihan & kelancaran didalam berlalulintas di jalan. Namun kalau mau bertanya dalam hati, tentu menjadi tangis pilu jika melihat seorang tua renta menanti tutup usianya dengan menjajakan sayurannya di pinggir jalan dan sekarang sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukannya selain menunggu datangnya sosok besar malaikat maut kepadanya. Bayangkan saja jika mereka orang tua kita ? Apa yang akan bisa kita perbuat ? Bukan harta & rumah mewah yang dia inginkan... Tapi, kesibukkan mengisi waktu dengan berderma berbagi ceria di pasar nan kumuh itu. Dan ingat, mereka tidak berpesan kepada Nya untuk terlahir menjadi pedagang kaki lima seperti itu....

Pedagang Kaki Lima ?... kenapa disebut seperti itu...? usut punya usut, itu dikarenakan mereka berjualan itu dengan kaki berjumlah 5. Kaki gerobaknya yang beroda dua, ditambah kedua kaki penjualnya dan satu kaki tengah sebagai penyeimbang di saat sudah berhenti sesuai tempat jualannya. Kalau yang " benar - benar " berkaki lima, tolong lah pertahankan mereka - mereka ini..... berikan kesadaran atas kebersihan & kesantunan didalam memberikan ruang untuk pengguna jalan lainnya. Haqqul yaqin, mereka akan paham & bisa diatur sesuai yang diharapkan oleh pemerintah setempat.

Khusus pedagang kaki lima " yang tidak berkaki "... Pedagang yang semi permanen dan biasanya merekalah yang menguasai lokasi tersebut. Pedagang inilah yang sesungguhnya biang dari kemacetan & kekumuhan pasar - pasar tiban / dadakan itu. Dengan memasang lapak - lapak di luar batas areanya dan berlindung dengan tenda - tenda biru yang terkait seadanya. Tapi, mereka berani berbuat & berlaku yang demikian karena memang kesalahan pemda setempat yang melakukan pembiaran di saat 1, 2 pedagang bermunculan di sana. Setelah mewabah & kumuh, barulah instruksi PENGGUSURAN didengungkan dengan sudah siapnya alokasi tempat yang harganya cukup melangit. Seakan bak pahlawan , PEMDA menepuk dada kebenaran atas sudah disiapkan rencana relokasinya dan pedagang disuruh membayar puluhan bahkan ratusan juta per loss pasarnya.

Buah simalakama harus di terima oleh mereka semua. Harga kios jutaan itu, belum menjamin ramainya pengunjung ke pasar - pasar tradisional itu. Jika tidak berjualan, apalah arti hidup sekarang ini jika tidak memegang selembar rupiah untuk kehidupan sehari - hari.

Tinggallah asa & harapan, dengan BACK TO BASIC... meminjam istilahnya Pak Presiden yang baru, blusukan ke rumah - rumah menjadi setetes harapan untuk keberlangsungan hidup mereka..!!!

REF: http://daerah.sindonews.com/read/660468/25/3-000-pedagang-kaki-lima-harus-direlokasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun