Mohon tunggu...
Poeronetoo Solo
Poeronetoo Solo Mohon Tunggu... -

berpikir baik, berkata baik dan berbuat baik, untuk menjadi orang baik...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pangkuan Jokowi untuk Pak JK.....

16 September 2014   18:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:32 4371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14108401472046191515


Muhammad Jusuf Kalla, saudagar kaya dari bumi Makassar untuk kedua kalinya berhasil menjadi RI 2 dari bangsa yang besar ini. 10 tahun terakhir ini, selalu beradu simpati rakyat diawali dari Pilpres tahun 2004 calon RI2, tahun 2009 calon RI1 dan tahun 2014 ini RI2. Kiprahnya membangun bangsa ini tidak ada yang meragukan lagi, dengan jabatan terakhir sebagai Ketua PMI Indonesia.

Karakter “ayam jantan dari timur” tidak bisa lepas dari gaya & gestur beliau didalam mengawal & membangun system pemerintahan di negara ini. Lantang bicara & tidak berbelit – belit, seakan tidak mengindahkan kalau berposisi sebagai 02 yang berarti harus sami’ na wa atho’na dengan RI 1 nya. Dan banyak pakar politik sudah menduga & meramalkan kesulitan yang akan dialami Jokowi, disaat menjadi bakal calon Presiden & Wakil Presiden 2014 – 2019 yang akhirnya disyahkan menjadi pemenang oleh MK pada tgl 21 Agustus 2014 lalu.

Seperti kekhawatiran banyak kalangan sebelum duet Jokowi-Jk. Bahwa akan banyak dinamika antara keduanya. Terutama determinasi JK terhadap Jokowi," kata peneliti The Political Literacy Institute Adi Prayinto saat dihubungi Republika, Ahad (24/8).Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, mengingatkan agar presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla, tak menampilkan perbedaan pendapat di ruang publik. Menurut Haris, perbedaan pendapat itu akan memberikan dampak negatif, termasuk menciptakan kebingungan di tengah masyarakat.Wakil Bendahara Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo menduga, belum adanya gambaran postur kabinet pemerintah baru disebabkan perbedaan tajam cara pandang antara presiden terpilih Joko Widodo dengan wakil presiden terpilih Jusuf Kalla. Jokowi menurutnya, cenderung progresif, sementara JK memilih proses perubahan bertahap.

Tahapan sebagai seorang Leader & Manager dari seorang Jokowi, real presiden akan segera tersaji. Sebagai orang jawa tulen, pastinya beliau masih ingat sebuah aturan baku penulisan huruf – huruf jawa hanacaraka & akhirnya menjadi filosofi hidup orang – orang tua jaman dulu..... apapun hurufnya, jika sudah di “ PANGKU “ maka akan mati sesuai huruf yang diinginkannya. Jika ingin menghilangkan vokal konsonannya, misal akhiran N, maka harus menulis huruf NA kemudian dipangku, dan akhirnya menjadi N saja. Dll dsb.

Ujian pertama sudah sedikit terlihat bisa dengan mulus dilewatinya, dengan sepakatnya jumlah total menteri untuk Kabinet Presiden kedepan, yaitu 34 kementrian. Jokowi tidak memaksakan dan tidak pernah terlihat berseberangan langsung dengan keinginan & pendapat dari pak JK. Publik dan kita semua akan menanti & memperhatikan , semakin banyak dan seringkah komentar / statetment pak JK setelah di lantik menjadi “ pembantu “ dari pak presiden JOKOWI...?

Apakah seorang JK akan mengulang kejadian di saat menjadi RI 2 nya pak SBY, kepada Presiden barunya sekarang ini yang notabene jawa tulen dari Solo, JOKO WIDODO.....dan seberapa kuat seorang JOKOWI “ memangku “ seorang JK yang notabene ayam jantan dari timur.

Salam@Indonesia.Raya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun