Rumah makan ini letaknya sangat strategis. Dari bandar udara Tambolaka, sampai di perempatan lapangan Galatama tinggal lurus saja.
Pelayanan mantap meski beberapa masih canggung dengan penyambutan tamu. Sebagai guru dadakan di Sumba, saya merasa mendapat sapaan selamat pagi dan terima kasih dari murid-murid di kelas.
Menunya OK meski membuat tamu bertanya-tanya, apa menu khas Sumba? Saya bantu menjelaskan bahwa daun ubi dan daging babi masih menjadi andalan.
Kesempatan makan di sini adalah pengalaman tak terlupakan bersama Ibu Laurenthia Wiyanti dan Suami beserta seorang rekan, Laurent.Â