Kisah Menara Babel (Kejadian 11:1-9) sering dianggap sebagai asal mula adanya kebhinekaan (keragaman) karena perbedaan bahasa.
Sang penulis teks menggunakan permainan kata "Babel" (Babilonia) dengan kata Ibrani "balal" yang berarti "membuat bingung".
Saya mencoba mengartikannya secara lain. Menara Babel tidak pernah selesai dibangun karena masing-masing orang sibuk dengan urusannya sendiri, alias terlalu spesialis pada suatu bidang.
Saking "ahlinya", ketika raja memerintahkan untuk "membangun menara", mereka tidak memahami instruksi sederhana itu.
Kisah Menara Babel bisa menjadi contoh pentingnya Persatuan Bangsa.Â
Jika tidak, masing-masing orang atau kelompok hanya akan memperhatikan kepentingannya sendiri.Â
Akhirnya, "Negara Indonesia" tak pernah selesai dibangun.
Kisah ini juga memberi pesan, bahwasannya proyek membangun negara membutuhkan kerjasama semua pihak.Â
Tukang batu, tukang bangunan dan tukang-tukang yang lain perlu memahami instruksi sederhana: PANCASILA.