Idul Adha" (artinya : "kembali ke Penyembelihan")Â
Introspeksi di hari "Â Kita semuanya adalah "Ibrahim" dan "Ismail" adalah suatu "kepemilikan" yang sangat kita sayangi dan pertahankan... Maukah kita mengorbankannya ("menyembelihnya") sebagai bukti pengabdian pada Tuhan?Â
Bisakah kita "membunuh" rasa kepemilikan pada "Ismail-mu" karena hakikatnya itu hanya titipan sementara, sementara kita berikrar "Hidup, mati dan ibadahku hanya untuk Allah Subhanahu wata'ala"...
 "Sungguh, Kami telah memberimu nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)" Al Qur'an Surat Al Kautsar ( = nikmat yang berlimpah) ayat 1-2.Â
Masihkah kita tidak mau ber-qurban? Masihkah kita "pelit" pada Allah padahal sudah dikaruniakan rezeki yang berlimpah berupa umur, kesehatan, keluarga, pekerjaan, harta, dll. Masihkah kita "diperbudak" Â materi ? Bisa membeli baju baru, HP, laptop, motor dan traveling tapi 'tak bisa" membeli hewan qurban yang hanya sekali dalam setahun?Â
Maukah kita menjadi orang yang tak bersyukur dan Kufur (ingkar) nikmat?Â
Masih ada kesempatan 4 hari lagi (ditambah 3 hari tasyrik  sesudah Idul Adha : 11-13 Dzulhijjah) untuk membeli hewan Qurban pada hari raya Idul Adha ini. Manfaatkanlah, agar hidup kita berkah dan bahagia di dunia dan di akhirat. Â
*Pandji  Kiansantang, 10 Dzulhijjah 1443 Hijriah