Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kerobokan

5 Agustus 2021   04:23 Diperbarui: 5 Agustus 2021   04:23 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bali, Pulau Dewata dambaan para turis sedunia. Berbagai pesona alam dan budaya menjadi daya tarik global. Bahkan orang Jakarta akan merasa bebas merdeka setelah menginjakan tanah Bali. Memakai pakaian apapun, seminim dan senyentrik apapun tidak ada masalah. Berpesta euforia tanpa batas. Sungguh Surga Dunia dalam jangkauan kita.

Siapa sangka ada suatu tempat di Bali yang semua itu tak berlaku. Lapas Kerobokan, penjara paling terkenal di Bali. Tempat orang kehilangan kemerdekaannya. Sebagian adalah turis asing yang memperdagangkan Narkoba. 

Mereka yang melampaui batas ketika wisata di negara orang. Lupa diri, lupa daratan, tak menghargai budaya setempat. Keramahtamahan dibalas dengan kriminalitas. Air susu dibalas air tuba. Mimpi buruk para turis yang mencari Surga Dunia, dan justru mendapatkan Neraka Dunia. 

Sore ini jalan-jalan ke depan Lapas Kerobokan di Denpasar Menyadarkanku banyak hal. Selalu ada sisi terang dan sisi gelap di setiap tempat, termasuk di Pulau Surga. 

Melihat tembok penjara yang kukuh dengan kawat berdurinya Menandakan ada sejumlah manusia yang dikungkung di dalamnya. Kemerdekaannya dirampas. 

Menjalani hari demi hari di sel sempit. Dipisahkan dengan paksa dengan keluarga tercinta. Menyaksikan Sunrise dan Sunset tinggal jadi kenangan Menghitung hari demi hari menjalani masa hukuman. Merenung untuk menebus dosa dalam belenggu penjara. 

Menyaksikan Lapas Kerobokan yang dihiasi bendera Merah Putih menyambut hari kemerdekaan. Membuatku menyadari Nikmat menjadi Manusia Merdeka. Merdeka untuk bermimpi, berekspresi dan beraktivitas. 

Pergi kemanapun yang kita mau. Bebas melakukan apapun yang kita inginkan. Menjadi Merdeka... sebuah karunia Tuhan yang sering kita  abaikan... sampai kita kehilangan kemerdekaan itu. 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

*Pandji Kiansantang, Kerobokan, Denpasar, 4 Agustus 2021 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun