Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Menjadi "Orang Baik" yang Berdiam Diri

2 Juni 2021   17:57 Diperbarui: 3 Juni 2021   02:55 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hati yang hampa.. tidak berdaya... putus asa... tercermin dari tatapan mata yang kosong... tidak ada semangat hidup... Hidup enggan, mati belum.... Semoga kita semua dijauhkan dari "kegelapan" ini 

Jika ada teman atau saudara yang mengalami hal ini, segera TOLONGLAH dia. Jangan dibiarkan sendiri apalagi mengucilkan dia... karena sesungguhnya ia sedang berada di ambang kehancuran (mental breakdown)... Berita berikutnya yang akan kau dengar tentangnya adalah ia menjadi gila, meninggal dunia atau bunuh diri!

Besarkan hatinya... jadilah "lilin kecil" yang bisa menghasilkan cahaya untuk menerangi jiwanya. Memang, TIDAK mudah untuk mendekat pada orang yang sedang "jatuh" (bermasalah... dicap "Pecundang")... perlu Niat Baik dan kekuatan mental... Lebih mudah dan menyenangkan untuk "mendekat" (bergaul) dengan orang2 "sukses" dan "berpunya"...

Tapi ingat "jalan kebaikan" itu bagai "jalan setapak" mendaki yang banyak rintangan... Sebaliknya jalan menuju dosa dan kemaksiatan, seringkali adalah jalan yang "menurun".. yang mudah dan menyenangkan. 

TIDAK mudah untuk berbuat baik dan mengulurkan tangan untuk menolong. Itu tindakan "mulia" yang penuh RESIKO... perlu pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, uang dan kadang "niat baik" justru disalahpahami... dituduh "ada udang di balik batu" (punya maksud tersembunyi, dll.)

Jauh lebih MUDAH untuk "duduk manis" berdiam diri, berpangku tangan dan tak berbuat apa-apa. Doing nothing. Just wait and see.... 

Padahal dunia ini penuh tragedi karena "banyak orang baik yang BERDIAM DIRI"

*Pandji Kiansantang @ Jakarta yang mendung, 2 Juni 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun