Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelajaran Sejarah yang Un-faedah?

19 September 2020   03:48 Diperbarui: 19 September 2020   07:40 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 2) Tidak ada "link and match" dengan dunia kerja. Pertanyaan di benak siswa yang sulit dijawab adalah : "Apa manfaat pelajaran sejarah ini kalau saya sufah lulus sekolah?"... "Apa nilai 9 pada pelajaran sejarah bisa membuat saya diterima kerja di toko atau pabrik?". 

Tidak adanya korelasi langsung pelajaran dengan dunia kerja... jadi ada "gap" (kesenjangan) atau "missing link" (mata rantai yang putus) antara masa lalu yang diajarkan sejarah dengan masa depan dalam kehidupan siswa. 

3). Faktor politis rezim pemerintah. "Sejarah ditulis oleh para pemenang"... Sindiran "History" menjadi "His-story" yang dimanfaatkan untuk kepentingan penguasa. 

"Politik Sejarah" : penekanan pada masa lalu yang mendukung legitimasi penguasa, diglorifikasi. Sebaliknya peristiwa-peristiwa sejarah yang dianggap bertentangan dengan garis politik penguasa, diredam, kalau bisa dihapuskan dari memori kolektif bangsa. 

Semua ini akibat pelajaran sekarah terlalu fokus  sejarah politik, padahal begitu banyak aspek sejarah lain yang "netral" (ekonomi, sosial, budaya, dll).

 Selama ke-3 kritik tersebut di atas belum dapat dicari jalan keluarnya, maka tidak heran jika pelajaran sejarah dianggap sebagai BUKAN hal yang "dibutuhkan" oleh siswa milenial ... Istilah sarkas-nya "the unnecessary evil". Fenomena ini kalau ditulis menjadi buku, mungkin judul yang cocok adalah "History is Dead!" (Sejarah sudah Mati!)... 

DINOSAURUS YANG BERNAMA "PELAJARAN SEJARAH" 

Dunia berubah... masyarakatpun berubah... apalagi di masa pandemi ini ungkapan "Change or Die" (Berubah atau Binasa!) semakin membuktikan kebenarannya. Semua hal harus mau dan mampu BERUBAH jika tidak ingin dilibas perubahan zaman... 

Survival of the fittest"... yang dapat bertahan hidup adalah yang paling dapat menyesuaikan diri dengan perubahan. Terkait dengan konteks ini ada pertanyaan "Lebih hebat mana : Dinosaurus atau Kecoak?" Membayangkan keperkasaan T-Rex di film Jurassic Park, tentu  saja dengan cepat bilang : "Tentu saja Dinosaurus... masa' dibandingin dengan kecoak, serangga kecil yang menjijikan itu?". 

20200919-033041-5f655324097f36766f323392.jpg
20200919-033041-5f655324097f36766f323392.jpg
Eits tunggu dulu, dilihat dari fisik memang tidak sebanding, tidak "apple to apple"... Seribu kecoak pun takkan bisa menandingi sang Monster purbakala. Tapi para fans Godzilla jangan girang dulu... Lihat secara obyektif, kedua mahluk hidup itu muncul hampir pada zaman yang sama. Tapi kini : Dinosaurus punah, Kecoak masih berkeliaran. Ketika muncul zaman es, Dinosaurus yang berdarah panas, tak mampu bertahan. Sebaliknya kecoak menyelamatkan diri dengan masuk ke dalam  tanah. Ternyata kecoak lebih hebat dari Dinosaurus! ... Dinosaurus si favorit : 0, Kecoak si underdog : 1 

Pelajaran dari perbandingan di atas adalah seperkasa apapun, kita harus mau berubah jika tidak ingin dilibas perubahan zaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun