Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menolong itu "Keluar dari Zona Nyaman"

5 Desember 2018   06:12 Diperbarui: 5 Desember 2018   08:22 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

*Renungan Pandji Kiansantang dalam rangka "Hari Relawan Sedunia", 5 Desember 2018

"Masalah terbesar di alam semesta adalah tidak adanya lagi sikap mau menolong sesama" (Anakin Skywalker dalam film "Star Wars episode 1 : The Phantom Menace")

Apakah Anda pernah menyaksikan peristiwa adanya korban kecelakaan lalu lintas dimana korban dikerubungi tapi hanya ditonton, tidak ada yang menolong?
Atau dengan dag dig dug  melihat komplotan pencopet beraksi di angkutan umum?Mereka menyasar seorang Ibu, tapi sampai Ibunya itu kecopetan dan pencopetnya kabur,  Anda memilih untuk berdiam saja dengan  alasan keselamatan diri Anda.

Pernah nonton acara "reality show" di TV tentang orang yang di-set di tempat umum di perkotaan yang seakan-akan membutuhkan pertolongan? Daya tarik acaranya adalah dari begitu banyak orang yang lalu lalang yang cuek, siapakan "sang budiman" yang bersedia untuk menolongnya? "Kebaikan hatinya" itu membuatnya layak untuk mendapat hadiah dari program TV itu.

Fenomena ini menggelitik pertanyaan filosofis : Kalau memang sifat dasar manusia itu baik, kenapa hanya SEDIKIT orang yang mau menolong? Apalagi menolong orang yang TIDAK dikenal : bukan keluarga, saudara, tetangga atau teman... just somebody on the street. Apakah hanya mereka yang kita kenal yang pantas kita tolong?

Ternyata ada "jarak" antara "kepedulian" atau "keprihatinan" dengan "menolong"... antara KEINGINAN menolong dan TINDAKAN menolong. Antara yang masih sebatas  di dalam hati dengan yang sudah dilakukan... Antara Niat dan Amal perbuatan.

Penulis yakin dengan fithrah kebaikan pada manusia, sesungguhya BANYAK orang yang peduli dan MAU menolong... tapi karena satu dan lain hal, TIDAK dilanjutkan dengan realisasi tindakan nyata.

Berdiam diri ketika melihat seseorang perlu ditolong merupakan wujud pilihan untuk "TETAP berada di Zone Nyaman".  Dengan hanya menjadi "penonton dan pemerhati", nyaris tidak ada resiko atau bahaya yang dihadapinya... ia tetap aman dan nyaman.

Beda dengan  tindakan menolong... sesungguhnya ia MEMILIH untuk mengambil langkah besar  berupa "KELUAR dari zona nyaman. Ada resiko, bahkan bahaya yang dihadapinya. Resiko terkecil adalah "kehilangan" waktu yang terpakai untuk membantu orang. Dibanding menghentikan langkah jalannya, banyak orang yang hanya "menoleh" dan lalu meneruskan jalannya. Mungkin ini didorong etos manusia modern bahwa "waktu adalah uang" dan "jangan ikut campur urusan orang lain" (mind your own business).

Mungkin resiko lainnya adalah: takut harus bertanggungjawab mengurus korban kecelakaan... sehingga lebih memilih untuk mengerubungi daripada menolong. Mungkin juga khawatir jika menyentuh tubuh korban, bisa dituduh mau mencopet atau melecehkan... Atau takut dikeroyok komplotan pencopet sehingga "cari aman" membiarkan aksi pencopetan di bis. Tapi bagi yang berperasaan halus, sikap berdiam diri itu akan membawa "rasa bersalah" (guilty feeling) karena membiarkan kejahatan berlangsung.

Yang harus kita sadari : Menolong atau membantu sesama manusia, yang ARTINYA membantu orang yang TIDAK kita kenal (menolong orang yang kita kenal, apalagi keluarga, itu wajar saja) sebenarnya pilihan yang BERESIKO. Ada sesuatu yang kita harus kita BERIKAN... "korbankan"... dalam menolong, baik berupa  waktu, tenaga (menjadi Relawan), uang  (menyumbang donasi) maupun lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun