Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Design Thinking dalam Pembelajaran P5

7 Januari 2023   23:15 Diperbarui: 7 Januari 2023   23:35 1958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Design Thinking (Bing Images)

Bimbingan ahli diperlukan untuk menjaga antusiasme siswa dalam proses ideation ini dengan memandu perlu adanya proposal dan membawa fokus siswa pada solusi yang diharapkan. Guru memberikan saran kepada siswa perlunya praktik untuk meningkatkan solusi dan ekspektasi emosi (temper expectations) (misalnya, "Solusi Anda tidak akan menyelesaikan kelaparan dunia seperti yang Anda usulkan, tetapi dapat membuat perbedaan dalam satu tahap produksi makanan—mari gunakan itu untuk memfokuskan kembali upaya desain Anda." atau "Solisi Anda kurang bisa sepenuhnya mengatasi masalah perubahan iklim, tetapi solusi Anda mampu menginspirasi teman-teman kita sadar akan pentingnya carbon footprint - silahkan lanjutakan proyek Anda." Akhirnya kemungkinan solusi yang lebih sempit diidentifikasi, dan pekerjaan pembuatan/perancangan dimulai.

Pada tahap ini, ide menjadi nyata. Siswa memutuskan bagaimana dan proyek apa yang akan dihasilkan adalah hal yang sangat penting. Iterasi atau pengulangan tahap ini atau sebelumnya sangat lah penting dalam menyelaraskan aktivitas dengan tujuan pembelajaran dan model praktik profesional yang diharapan. Ketika ideation yang dilakukan siswa bergerak ke pembuatan prototipe, harapannya adalah bahwa kelompok siswa tersebt menghasilkan beberapa versi atau fitur yang diperkecil dari solusi akhir, atau dalam istilah yang lazim di Kurikulum Merdeka, adalah diferensiasi produk. Dengan melakukan hal itu memungkinkan siswa untuk lebih memahami kendala dan manfaat yang melekat pada solusi yang telah mereka rancang. Pengenalan proses ideation dan keterampilan baru dapat terjadi selama tahap ini, bersamaan dengan penekanan pada upaya kolaboratif di antara para siswa.

Experimentation (Prototype, Test and Evaluate)

Experimentation Stage (Flickr Image)
Experimentation Stage (Flickr Image)

Proses pada tahap experimentation ini adalah upaya mencari dan meminimalisir kegagalan, penyingkapan yang diperlukan melalui pengujian, dan kesempatan belajar yang mendalam yang muncul ketika solusi tidak memenuhi tujuan mereka.

Mempelajari cara mendefinisikan dan mengevaluasi nilai relatif serta kemanjuran prototipe adalah keterampilan yang penting. Siswa mungkin sering kembali lagi ke tahap discovery atau tahap lainnya untuk mengidentifikasi standar yang tepat dalam mengevaluasi kesuksesan prototipe produk (Who does it work for? Does it work in the way you intended? How would you know?). Pada tahap ini, guru dapat membantu siswa menunjukkan bagaimana kondisi praktis yang diperlukan konsumen atau pengguna (seperti misalnya standar industri, persyaratan kode etik produk, dll.,) dan kondisi lainya yang dibutuhkan (misalnya kondisi ekonomi, sosiologis, dan budaya konsumen atau pengguna yang lebih luas).

Tahap ini bukanlah akhir dari proses; akhirnya, pengujian (test and valuate) adalah proses selanjutnya sebagai  proses generatif untuk mendesain ulang karena mengungkapkan peluang untuk perbaikan. Dengan mencoba menentukan bagaimana dan mengapa solusi tertentu ditolak, ditingkatkan, atau diterima, siswa mengembangkan kejelasan tentang bagaimana pengguna produk nyata akan berperilaku, berpikir, dan merasakan ketika berinteraksi dengan solusi tersebut. Pada tahap ini, perubahan dan penyempurnaan diharapkan lebih matang dan berkembang secara teknis. Kolaborasi dapat diperluas ke komunitas untuk memperluas pengujian dan penilaian.


Evolution (Re-Think, Re-Make, Repeat)

Evolution Stage (Flickr Images)
Evolution Stage (Flickr Images)

Proses multi-tahap evolution ini menyiratkan arah kemajuan yang linier, tetapi perancangan dan pembelajaran tidak dapat diprediksi secara inheren, sehingga modelnya fleksibel. Informasi yang dipelajari dari pengujian membantu menyempurnakan definisi masalah dan desain keseluruhan. Ada umpan balik yang terus-menerus dalam penyempurnaan tersebut. Pada akhirnya, solusi dikembangkan dan ditingkatkan melalui pengulangan (reiteration and repetition), karena lebih sedikit faktor yang dipertimbangkan untuk setiap iterasi.

Tantangan DT sering kali adalah keinginan mengetahui kapan proses evolusi desain ulang ini segera selesai. Memecahkan masalah, terutama yang memiliki tingkat kerumitan tinggi, tidak mungkin dalam waktu singkat. Kalender dan batasan akademik sangat berbeda dari praktik yang dijalankan, jadi sering kali ada situasi di mana skenario "cukup baik untuk saat ini" adalah tujuannya. Idealnya, tentu saja, proses tersebut dapat memicu minat siswa untuk melanjutkan keterlibatan seumur hidup dalam proyek-proyek penelitian tersebut. 

Deployment (Socialize, Pilot, and Integrate)

Deployment Stage (Flickr Images)
Deployment Stage (Flickr Images)

Tahap penerapan atau deployment ini berfokus pada cara solusi yang menjadi nyata, dapat ditindaklanjuti, dan siap digunakan. Dalam fase sosialisasi (socialize), ide-ide berkembang sampai tingkat penerimaan terjadi. Fase ini bergantung pada kemampuan untuk menceritakan kisah menarik tentang solusi. Karena kisah-kisah ini secara alami berkembang melalui proses DT yang ketat, relatif mudah untuk membangun narasi seputar solusi berdasarkan proses tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun